Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh kadernya agar menjaga kerukunan dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini penting demi menjaga Pancasila dan NKRI.
Hal itu dikatakan Megawati saat Apel Akbar Hari Lahir ke-93 NU di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu 30 April 2016 malam. Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah, Wakil Gubernur DKI Djarot S Hidayat, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Megawati bercerita saat berseberangan dengan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kala menjadi wakilnya. Suatu ketika, ia dihubungi Gus Dur melalui telepon.
"Mbak Mega, di rumah ada nasi goreng?" kata Megawati mengisahkan pembicaraannya dengan Gus Dur.
Baca Juga
Advertisement
Megawati mengungkapkan bahwa pertanyaan tentang nasi goreng itu merupakan taktik Gus Dur untuk membicarakan hal penting. "Kata Mas Dur, nasi goreng di rumah saya terenak sedunia," ucap dia.
Akhirnya Gus Dur pun berkunjung ke rumah Megawati. "Pokokmen Mbak, awak dewe iki ojo sampek pecroh (kita ini jangan sampai bertikai)," tutur Mega menirukan ucapan Gus Dur.
Dia pun langsung bertanya maksud ucapan Gus Dur. Ternyata, maksud Gus Dur adalah jangan sampai kalangan nasionalis yang diwakili PDIP dan nahdliyin bertikai.
Gus Dur, sambung Megawati, wanti-wanti agar jangan ada gesekan antara nahdliyin dengan kader PDIP. "Ini saya hanya menyampaikan yang diucapkan Mas Dur," ucap Megawati yang disambut tepuk tangan ribuan nahdliyin.
Selain itu, dia juga mengisahkan pengalamannya saat masih kelas 5 sekolah dasar dan tinggal di Istana Negara bersama Presiden Sukarno. Kala itu, Megawati sering melihat orang-orang berkopiah menemui Bung Karno di Istana.
Megawati pun bertanya kepada sang ayah tentang orang-orang berkopiah yang sering datang bertamu itu. "Bung Karno menjawab dengan tegas, mereka itu para kiai. Mereka-merekalah yang menjaga kedaulatan negara ini. Merekalah yang menjaga Pancasila," katanya menirukan ucapan Bung Karno.
Karena itu, Megawati ingin terus menjaga hubungan baik dengan kalangan Nahdliyin demi mempertahankan Pancasila. Ia melihat upaya menjaga kekompakan antara PDIP dengan NU itu sudah terlihat.
Tetapkan Hari Pancasila
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Permintaan itu didasarkan pada hasil kajian akademik PBNU tentang proses lahirnya Pancasila.
Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Pancasila sebagai karya besar pendiri bangsa memang tak bisa dipungkiri. Karena itu Hari lahir Pancasila pada 1 Juni dianggapnya sudah final.
Said menyerahkan hasil kajian PBNU tentang sejarah kelahiran Pancasila ke Ketua Umum PDIP Megawati. NU berharap pemerintah segera tetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Kiai Hasim Asyari, kata dia, bahkan meminta KH Wahab Hasbullah membuat lagu patriotis berjudul Hubbul Wathan. "Di Timur Tengah mana ada kiai mengarang lagu patriotisme," ujar Said.
Atas upaya tersebut, Megawati menyampaikan apresiasinya atas langkah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuat kajian akademik tentang kelahiran Pancasila pada 1 Juni 1945. "Semoga Allah SWT meridai perjuangan kita agar 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila," kata Megawati.