Liputan6.com, Jakarta: Bulan Ramadan tiba, seperti biasa, kawasan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, ramai oleh santri. Maklum, kota kecil di jalur Pantai Utara itu setiap bulan suci memang banyak didatangi para santri pasaran atau musiman. Disebut begitu lantaran para santri itu hanya belajar satu di antara sejumlah kitab selama Ramadan di banyak pesantren yang ada di Kaliwungu.
Dari pemantauan SCTV, baru-baru ini, masing-masing pesantren memiliki jadwal dan jenis kitab yang diajarkan kepada santri yang sebagian berasal dari luar Kaliwungu. Di antara kitab itu adalah tafsir Al Quran karangan Jajalaim, kitab Iqna` atau kitab ilmu fiqih, dan kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Kitab yang terakhir disebut ini membahas tentang ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf.
Selain itu, ada juga pesantren yang menjadwalkan pelajaran hadist Nabi Muhammad dan kitab Nuzatul Julas atau sejarah Abu Nawas. Selain mendengarkan sang guru membacakan kitab dan terjemahannya, para santri juga ikut menulis arti kitab tersebut dengan huruf Arab pegon atau bahasa Jawa dalam huruf arab. Dari sejumlah pesantren di Kaliwungu, yang terlihat paling ramai, berada dekat Masjid Al Muttaqin atau masjid terbesar di daerah tersebut.(SID/Teguh Hadi Prayitno dan Kukuh Ary Wibowo)
Dari pemantauan SCTV, baru-baru ini, masing-masing pesantren memiliki jadwal dan jenis kitab yang diajarkan kepada santri yang sebagian berasal dari luar Kaliwungu. Di antara kitab itu adalah tafsir Al Quran karangan Jajalaim, kitab Iqna` atau kitab ilmu fiqih, dan kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Kitab yang terakhir disebut ini membahas tentang ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf.
Selain itu, ada juga pesantren yang menjadwalkan pelajaran hadist Nabi Muhammad dan kitab Nuzatul Julas atau sejarah Abu Nawas. Selain mendengarkan sang guru membacakan kitab dan terjemahannya, para santri juga ikut menulis arti kitab tersebut dengan huruf Arab pegon atau bahasa Jawa dalam huruf arab. Dari sejumlah pesantren di Kaliwungu, yang terlihat paling ramai, berada dekat Masjid Al Muttaqin atau masjid terbesar di daerah tersebut.(SID/Teguh Hadi Prayitno dan Kukuh Ary Wibowo)