Liputan6.com, Trinidad - Kelompok teroris dan pembunuh, ISIS diyakini mencari mangsa pemuda rapuh dan miskin di kawasan wisata yang dipadati turis.
ISIS menyamar sebagai pelancong dan merekrut sekitar 100 orang pemuda di kawasan pantai terkenal Trinidad dan Tobago. Beberapa di antaranya bahkan telah pergi ke Suriah dan terlibat dalam kegiatan kelompok itu: membunuh dan memenggal kepala para sandera.
Kelompok yang tengah mengalami krisis akibat pundi-pundi uang mereka dibombardir dari udara, juga mencari pemuda-pemuda miskin di negara semacam Mauritius dan Maladewa.
Jumlah anggota ISIS menyusut drastis semenjak dibentuk 2014.
Baca Juga
Advertisement
Kedatangan sejumlah 'darah muda' dari Eropa makin menurun karena makin meningkatnya keamanan di kawasan tersebut.
Namun, menurut Arthur Snell dari Komisi Tinggi Inggris untuk Trinidad dan Tobago, perekrutan pemuda dari wilayah itu berhasil. Hal itu dipengaruhi fakta tingkat kemiskinan di tengah berkembangnya sektor pariwisata, yang manfaatnya tak dirasakan semua orang.
"Di Trinidad pemuda kebanyakan terlibat dengan kekerasan akibat dari tingkat pendidikan yang kurang, broken home serta kesenjangan yang besar antara mereka yang kaya dan miskin," kata Snell.
Ditambah lagi, menurut Jenderal Marinir di Kawasan, John Kelly kemampuan polisi setempat serta penegak hukum sangat lemah.
"Karibia tidak punya intelijen, tak punya FBI tak punya kekuatan militer yang cukup," terang Kelly.
"Jadi, hampir pasti mereka bisa bebas keluar masuk, liburan sambil mencari kesempatan merekrut pemuda," lanjutnya
Pada Januari 2016 lalu beredar rekaman video berisi anggota ISIS bernama Abu Zayd al-Muhajir dan 3 anaknya yang masih kecil, mengaku berasal dari Trinidad.