Ini Tradisi Pernikahan Kuno yang Tidak Pernah Terlihat Lagi

Ternyata banyak hal yang berbeda dari pernikahan di zaman dahulu dan sekarang. Seperti apa perbedaannya? Simak di sini.

oleh Annissa Wulan diperbarui 03 Mei 2016, 15:30 WIB
Ternyata banyak hal yang berbeda dari pernikahan di zaman dahulu dan sekarang. Seperti apa perbedaannya? Simak di sini.

Liputan6.com, Jakarta Hampir satu abad yang lalu, pengantin Illinois membuka kembali buku kenangan pernikahan mereka. Buku ini merekam rincian pernikahan dari pasangan tersebut. Dilansir dari goodhousekeeping.com, Senin (2/5/2016), ada halaman yang menjelaskan bagaimana pasangan tersebut bertemu dan bertunangan.

Namun, bagi beberapa orang, buku ini tidak penting. Salah satunya adalah Marjorie Gotthart yang saat itu ia masih berusia 18 tahun. Marjorie hanya menggunakan satu halaman dari bukunya untuk meletakkan surat nikahnya dan sisanya adalah halaman kosong.

Marjorie menjelaskan bahwa pada saat itu buku kenangan pernikahan adalah suatu hal yang wajib dimiliki oleh para pengantin. Namun, para pengantin tidak memiliki keleluasaan untuk menggambarkan dirinya dan pasangan berada di tempat resepsi, musik yang dimainkan oleh band, atau makanan yang disajikan.

Semua kemewahan yang saat ini khas terdapat di acara-acara pernikahan, tidak ada di tahun 1970. Para pengantin menikah di rumah orang tua mereka pada hari kerja. Berikut ini adalah beberapa tradisi pernikahan yang telah hilang seiring waktu.

1. Pernikahan diadakan bukan di akhir pekan
Lebih dari satu abad yang lalu, ada mitos-mitos yang membantu pasangan yang akan menikah untuk menentukan hari pernikahan mereka. Senin melambangkan kekayaan, Selasa melambangkan kesehatan, Rabu adalah hari terbaik, Kamis melambangkan salib, Jumat melambangkan kerugian, dan Sabtu adalah hari yang paling sial.
Mitos ini menunjukkan bahwa Sabtu adalah hari yang sangat tidak tepat untuk melangsungkan sebuah pernikahan.

2. Pernikahan di sore hari
Dulu, siang hari menjadi waktu yang paling populer untuk melangsungkan pernikahan. Sementara sore hari digunakan untuk acara resepsinya.

3. Resepsi yang opsional
Sampai akhir tahun 1960-an, resepsi masih belum menjadi acara yang populer di dalam sebuah pernikahan, walaupun pasangan pengantin menikah di gereja. Memasuki tahun 1961, resepsi baru mulai dikenal, tapi banyak pasangan yang menolak untuk membuat acara ini. Pengantin di masa itu terbiasa menikah di rumah dengan anggota keluarga dan saksi saja. Selebihnya, acara hanya ditutup dengan jamuan makan dan minum.

4. Resepsi yang sederhana
Bagi pasangan pengantin yang mengadakan acara resepsi, biasanya mereka hanya menjamu tamu dengan kue. Tidak seperti saat ini yang menghadirkan banyak pelayan yang akan berkeliling menawarkan Anda berbagai jenis makanan dan minuman.

5. Tidak ada perekrutan pelayan, semua dikerjakan sendiri
Jika pada pernikahan masa kini Anda akan melihat banyak pelayan berkeliaran, tidak dengan zaman dulu. Di tahun 1951, semua dikerjakan oleh anggota keluarga, seperti memasak sampai melayani tamu yang hadir. Sehingga biaya pernikahan di zaman dulu termasuk murah.

6. Orang tua pengantin tidak harus mengeluarkan biaya
Zaman dulu ada aturan yang menyatakan bahwa sebagian besar biaya pernikahan ditanggung oleh orang tua pengantin wanita. Namun, di tahun 1920-an ada beberapa aturan berbeda seperti pengantin wanita dapat memilih furnitur apapun yang ingin ia beli, kemudian ia tinggal mengirimkan tagihannya kepada calon suaminya.

7. Uang dihabiskan untuk bulan madu
Berbeda dengan pernikahan zaman sekarang yang menghabiskan semua biaya untuk cincin pernikahan dan acara resepsi. Dulu, pasangan pengantin menyimpan uang mereka untuk berbulan madu, sehingga mereka bisa mendapatkan foto-foto yang bagus untuk disimpan di dalam buku kenangan pernikahan mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya