Liputan6.com, Denpasar - Amokrane Sabet, warga negara Prancis yang tewas ditembak polisi setelah sebelumnya menikam polisi, memiliki sederet daftar hitam yang buat geram warga.
"Dia kalau makan tidak pernah bayar," kata Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Hery Wiyanto saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/5/2016).
Beberapa kali warga memperingatinya, namun dia kerap naik pitam dan mengancam warga yang menegurnya tersebut.
"Dia juga sering ganggu istri orang dan sering mengancam turis-turis lainnya," kata Hery.
Amokrane selama ini menetap di sebuah vila di Kuta Utara, Denpasar, Bali. Tepatnya di Pantai Berawa.
Baca Juga
Advertisement
Karena laporan warga polisi mengirimkan surat panggilan sebanyak dua kali. "Tapi selalu saja dia sobek," kata Hery.
Amokrane diketahui adalah atlet Mix Martial Art (MMA) atau tarung bebas. Berdasarkan catatan keimigrasian, izin tinggalnya sudah kedaluarsa sejak 27 September 2015. Dari catatan keimigrasian, Sabet rupanya cukup sering keluar-masuk Indonesia.
Amokrane menikam seorang anggota polisi Kuta Utara Anak Agung Putu Sudiarta sekitar pukul 11.30 WITA, Senin (2/5/2016). Saat itu, polisi dan petugas Imigrasi tengah mengupayakan mendeportasi Amokrane.
Namun, dia melawan dengan membawa sebilah pisau. Bahkan dia menantang polisi untuk menembak dirinya.