Liputan6.com, Jakarta - Kasus anggota polisi bunuh diri kembali terjadi. Brigadir I Made Swartawan, Anggota Satuan Narkoba Polres Karangasem, Bali, nekat bunuh diri di hadapan mertua dan istrinya, Senin (2/5/2016).
Dia diduga menembakkan pistol dinasnya setelah cekcok dengan sang istri.
Advertisement
Kasus bunuh diri polisi I Made Swartawan menambah panjang deretan aparat penegak hukum yang mengakhiri hidupnya dengan tragis.
Sebelumnya, sejumlah kasus serupa terjadi di berbagai pelosok Tanah Air. Motifnya pun beragam, mulai dari cekcok dengan pasangan hingga cinta yang tidak direstui.
Berikut 5 kasus polisi bunuh diri yang rangkum Liputan6.com:
Cekcok dengan Istri, Polisi di Bali Bunuh Diri
Anggota Satuan Narkoba Polres Karangasem, Bali, Brigadir I Made Swartawan, nekat bunuh diri di hadapan mertua dan isrinya. Dia diduga menembakkan pistol dinasnya setelah cekcok dengan sang istri.
Kapolres Karangasem Ajun Komisaris Besar Sugeng Sudarso mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Senin (2/5/2016) dinihari, sekitar pukul 02.00 Wita, di Dusun Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
Swartawan yang baru pulang memasuki rumah melalui jendela. Lalu, saat hendak memasuki kamar, dia mendapati kamar tidur tersebut terkunci. Dia lalu berupaya membuka pintu kamar dengan mendobraknya. Namun, upaya tersebut gagal.
Sang istri, Ni Putu Ayu Ekawati (29), yang mendengar kegaduhan itu lalu membuka pintu kamar dan mendapati suaminya di depan pintu kamar. Cekcok tidak terhindarkan.
"Istrinya sempat dipukul," kata Sugeng saat dihubungi Liputan6.com.
Ekawati dan kedua anaknya lalu memilih meninggalkan rumah tersebut. Mereka menuju rumah orangtua Ekawati yang jaraknya hanya 10 meter.
Namun rupanya Swartawan mengikuti Ekawati dan cekcok kembali terjadi. "Sempat dilerai oleh kakak dan mertuanya dan mengancam menembak orangtuanya," kata mantan penyidik di Direktorat Narkoba Bareskrim Polri ini.
Swartawan gelap mata. Dia memilih mengakhiri hidupnya dengan menembakkan peluru dari pistol dinasnya.
Pemeriksaan sementara, istri Swartawan menyebut saat cekcok terjadi tercium aroma alkohol dari mulut suaminya.
Advertisement
Anggota Polres Jaksel Tewas Diduga Bunuh Diri
Seorang polisi berpangkat bintara tinggi, Ajun Inspektur Satu (Aiptu) S, ditemukan tewas di kediamannya, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Dari informasi yang didapat, diduga penyebab tewasnya polisi itu gantung diri di kediamannya.
Kepala Seksi Humas Polsek Metro Jagakarsa, Aiptu Chairul, membenarkan informasi tersebut. "Yang bersangkutan bertugas di Polres Jakarta Selatan," kata Chairul saat dikonfirmasi, Jumat 18 Maret 2016.
Aiptu S ditemukan tewas sekitar pukul 13.30 WIB.
"Penyebab kematiannya belum diketahui. Saya masih belum dapat kabar, nanti akan di-update lagi," ujar Chairul.
Brimob di Bekasi Bunuh Diri Usai Tembak Mati Istri
Anggota kepolisian dari Korps Brimob Polri berinisial ARS (28) diduga menembak mati istrinya AN (26) di rumah mereka RT 02 RW 02, Kampung Tower, Desa Hegarmukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu subuh 12 Maret 2016 pukul 02.00 WIB.
"Subuh, sekitar pukul 2 atau 3 telah terjadi diduga penembakan. Korbannya seorang istri, pelakunya berinisial A. Anggota Brimob," ujar Kapolres Kabupaten Bekasi Kombes Awal Chairuddin ketika dihubungi Liputan6.com, Sabtu 12 Maret 2016.
Awal menjelaskan, polisi muda berpangkat brigadir itu kemudian diduga menembak dirinya sendiri setelah mengetahui sang istri tewas.
ARS, jelas Awal, saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati Jakarta Timur lantaran mengalami kondisi kritis. Jasad istrinya turut berada di RS Polri untuk dioutopsi.
"Ini semua baru dugaan. Kita belum tahu kan apa yang sebenarnya terjadi. Saat ini pelaku dalam kondisi kritis di RS Polri. Diduga hendak bunuh diri setelah menembak istrinya," kata mantan Perwira Menengah Paminal Polri ini.
Advertisement
Putus Cinta, Polisi Tembak Kepala Sendiri di Mamuju
Brigadir Polisi Dua (Bripda) Ricky Ricardo tewas bunuh diri. Dia menembak kepalanya sendiri di depan rumah adat Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu 2 Desember 2105.
Anggota Satuan Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Mamuju itu diduga bunuh diri akibat ada perselisihan dengan pacarnya yang juga anggota Polri. Kekasihnya yang bertugas di Polsek Kalukku, Polres Mamuju, itu bernama Brigadir Polisi Dua (Bripda) Fitria.
Kapolres Mamuju, AKBP Eko Wagiyanto, dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan nyawa Bripda Ricky tak tertolong setelah ia dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
"Jadi, usai kejadian korban dilarikan ke UGD RS Mitra Manakarra Kabupaten Mamuju dalam keadaan kritis. Setelah itu dirujuk ke RS Bhayangkara Makassar. Tapi dalam perjalanan, tepatnya di Kabupaten Polman, korban meninggal dunia," ucap Eko.
Eko mengatakan Ricky bunuh diri diduga karena ada persoalan pribadi. "Motifnya karena ada masalah pribadi," ujar dia.
Kejadian ini berawal sekitar pukul 10.45 WITA di Jalan K.S. Tubun Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Sepasang kekasih dari kepolisian itu berselisih di dalam mobil Honda Brio bernomor polisi DC 37 RR berwarna oranye.
Kanit Lantas Cipondoh Bunuh Diri
Kanit Lantas Polsek Cipondoh, Tangerang, Iptu Budi Riono, ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala bagian kanan. Diduga korban tewas akibat sengaja menembakkan senjata api miliknya di kediamannya, Jalan Griya Kenanga Blok D No 6, Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu Subuh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di sekitar rumah, korban datang pada Jumat, 30 Oktober 2015 atau sehari sebelum kejadian. Setelah itu, tetangga samping rumah korban mendengar suara letusan sekitar pukul 05.30 WIB.
Kepala Kepolisian Sektor Cipondoh Komisaris Polisi Paryanto membenarkan penyebab kematian Kanit Lantas Iptu Budi Riyono karena bunuh diri.
"Ini (bunuh diri) karena masalah pribadi, tapi belum didalami terlalu jauh," kata Paryanto di Jakarta, Sabtu 31 Oktober 2015.
Ia juga membenarkan ada luka tembak di atas telinga kanan Kepala Unit Lalulintas Kepolisian Sektor Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Iptu Budi Riyono. "Luka tembak ini dari pistolnya sendiri, informasinya didapat ketika di Tempat Kejadian Perkara (TKP)," kata Paryanto.
Advertisement