Liputan6.com, Jakarta - Torabika Soccer Championship Presented by IM3 Ooredoo membangkitkan kembali gairah sepak bola Indonesia. 18 klub terbaik Tanah Air saling menjegal demi meraih titel juara turnamen jangka panjang kali ini.
Kemampuan pelatih-pelatih terbaik klub peserta Torabika Soccer Championship Presented by IM3 Ooredoo juga akan diuji. Tak hanya beradu taktik, para pelatih ini juga akan berlomba memotivasi para pemainnya agar terus tampil trengginas di setiap pertandingannya.
Baca Juga
- 6 Fakta Menarik Usai MU Tunda Leicester Juara
- Fenomena Leicester City: Sihir atau Kekuatan Karma?
- Arema Belum Bisa Pastikan Kapan Gonzales Pulih
Advertisement
Bagi beberapa nama pelatih yang sudah makan asam garam sepak bola Indonesia, tentu paham bagaimana caranya menghadapi tekanan itu. Namun, muncul sejumlah nama pelatih yang baru merasakan atmosfer sepak bola Indonesia di level tertinggi.
Lalu bagaimana jadinya, jika seorang pelatih anyar yang baru merasakan euforia sepak bola Indonesia kasta tertinggi
Liputan6.com mencoba merangkum rekam jejak 4 pelatih yang akan merintis karier pertamanya di Indonesia:
Dragan Djukanovic
1. Dragan Djukanovic (Pusamania Borneo FC)
Pada ajang Torabika Soccer Championship Presented by IM3 Ooredoo, PBFC menunjuk pelatih asal Eropa Timur, Dragan Djukanovic untuk menukangi tim Pesut Etam. Pelatih yang memiliki lisensi kepelatihan UEFA Pro ini terakhir melatih klub Montenegro, FK Lovcen.
Karier Djukanovic di sepak bola Montenegro juga tak bisa dipandang sebelah mata. Pelatih berusia 46 tahun itu mampu membawa FK Lovcen menyelesaikan musim 2014-2015 di posisi runner-up.
Namun, kondisi sebaliknya terjadi pada musim 2015-2016. Tangan dingin Djukanovic tak mampu membawa FK Lovcen bersaing di papan atas setelah terdampar di zona degradasi.
Meski begitu, catatan tersebut bisa menjadi bekal Djukanovic untuk memulai karier pertamanya di Indonesia. Pada laga pertama, Djukanovic sudah menunjukkan taji sebagai pelatih jempolan usai menahan imbang Bali United 1-1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu (1/5/2016) malam WIB, hanya dengan sepuluh pemain, usai Gerard Pangkali mendapatkan akumulasi kartu kuning.
Advertisement
Luciano Leandro
2. Luciano Leandro (PSM Makassar)
Nama Luciano Leandro sebagai seorang pesepak bola memang tak asing lagi bagi pecinta sepak bola tanah air. Pria yang identik dengan rambut gondrong saat masih aktif sebagai pemain ini sempat bermain bersama klub-klub besar Indonesia, seperti Persija Jakarta dan PSM Makassar.
Luciano merupakan seorang pemain yang berposisi sebagai playmaker. Ketika membela Macan Kemayoran, dia sukses membawa Persija menjuarai Liga Indonesia.
Perannya sangat sentral bersama Persija untuk menyuplai bola matang kepada Bambang Pamungkas di depan. Dia juga menjadi bagian saat Persija menang 3-2 atas PSM Makassar pada laga final Liga Indonesia 2001.
Meski memiliki karier cemerlang sebagai pemain, Luciano Leandro ternyata masih harus membuktikan diri kembali ketika memutuskan banting setir menjadi pelatih. Di Torabika Soccer Championship Presented by IM3 Ooredoo, Luciano memutuskan untuk menjadi juru racik taktik Juku Eja.
Sayang, hasil kurang memuaskan diperoleh Luciano setelah gagal mempersembahkan kemenangan bagi publik Makassar usai ditaklukkan tuan rumah Semen Padang dengan skor akhir 1-2 di Stadion Haji Agus Salim, Jumat (29/4/2016).
Jaino Matos
3. Jaino Matos
Jaino Matos ditunjuk sebagai pelatih Persiba Balikpapan atas mandat dari Joko Driyono. Hal itu dilakukan lantaran Persiba sempat ingin menyatakan tak ikut serta di TSC, karena permasalahan finansial.
Kini, setelah dipastikan keikutsertaan Persiba Torabika Soccer Championship Presented by IM3 Ooredoo, Jainos akan langsung dihadapkan pada tugas yang sangat berat. Sebab, persiapan tim Beruang Madu pada TSC 2016 sangat singkat.
Meski begitu, Jainos dipastikan tak akan bekerja sendirian. Pelatih berkebangsaan Brasil itu akan mendapatkan bantuan dari Bima Sakti Tukiman yang berperan sebagai asisten pelatih sekaligus pemain.
Kehadiran Bima tentu akan sangat bermanfaat bagi Jaino. Sebab, pemain senior Indonesia itu memiliki jam terbang sangat tinggi ketika berkarier di sepak bola Tanah Air.
Selain kehadiran Bima, Jainos sendiri sebenarnya cukup akrab dengan sepak bola Indonesia. Jaino merupakan anak dari mantan pemain asing yang pernah merumput di Liga Indonesia, Jairo Matos pada era Galatama. Dia juga sempat menjadi match analyst bagi Timnas Indonesia U-23.
Advertisement
Paulo Camargo
4. Paulo Camargo (Persija Jakarta)
Paulo Camargo sebenarnya pernah merasakan melatih tim di Indonesia saat menangani Tangerang Wolves (2011) dan Persibo Bojonegoro (2012). Namun, menariknya kini Camargo mendapatkan tekanan yang lebih lantaran bersedia menerima tantangan melatih Persija.
Kondisi Persija yang sedang mengalami degradasi prestasi dalam beberapa tahun terakhir menjadi pekerjaan rumah sendiri bagi Paulo Camargo. Apalagi materi pemain yang dimiliki Macan Kemayoran untuk menghadapi TSC 2016 tidak segemerlap saat masih berada di puncak kejayaan.
Tim Ibu Kota lebih banyak diisi oleh talenta-talenta muda. Namun, Persija menggabungkan dengan sejumlah pemain senior macam Ismed Sofyan, Maman Abdurahman hingga Rahmat Affandi.
Meski begitu, Camargo tak mau merengek terhadap kondisi ini. Dia bahkan bersedia mengorbitkan pemain-pemain muda lokal untuk menghuni susunan pemain utama.
Saat melawan Persipura Jayapura, Camargo bahkan berani menurunkan pemain muda seperti Rezaldi Hehanusa, Sutanto Tan dan Ambrizal Umanailo. Bahkan nama terakhir menjadi pemain termuda lantaran baru berusia 19 tahun.
Meski begitu, sejauh ini racikannya terbukti jitu setelah Persija berhasil menahan 1-1 Persipura di Stadion Mandala, Jayapura, Jumat (29/4/2016) malam.
Penulis: Yosef Deny Pamungkas