Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi langsung menghubungi Presiden Filipina Benigno Aquino melalui telepon, setelah 10 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dibebaskan dari kelompok Abu Sayyaf.
"Presiden sudah telepon Presiden Filipina terkait pembebasan 10 WNI," kata Juru Bicara Presiden Johan Budi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini membantah adanya uang tebusan yang diberikan kepada kelompok penyandera. Johan mengatakan, keberhasilan ini harusnya dianggap prestasi negara yang baik.
"Saya hanya bisa mewakili Presiden. Tidak ada info pembebasan WNI menggunakan uang tebusan," ujar Johan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, kabar pembebasan 10 sandera WNI sampai ke telinga Presiden saat melaksanakan kunjungan kerja di Papua, Sabtu 30 April lalu.
"Presiden dengar Sabtu itu ada upaya pembebasan itu. Ada informasi itu gol (sandera dibebaskan) tapi tidak tahu jam berapa," pungkas Johan.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebelumnya mengatakan, pembebasan 10 WNI anak buah kapal (ABK) itu karena ada pembayaran uang tebusan.
"Ya terang saja dilepas, wong dibayar kok," ujar Mega saat menjadi keynote speaker diskusi bertema 'Mencari Solusi Rekrutmen PNS yang Adil bagi Bidang Pegawai Tidak Tetap (PTT)', di Cikini, Jakarta Pusat, Senin 2 Mei 2016.
Kelompok bersenjata yang diduga pimpinan Abu Sayyaf membebaskan 10 ABK WNI di Filipina pada Minggu kemarin 1 Mei 2016. Kelompok teroris tersebut menyandera mereka sejak Sabtu 26 Maret 2016.