Liputan6.com, Yogyakarta - Ribuan mahasiswa Universitas Gadjah Mada menggelar aksi bertajuk "Pesta Rakyat Gajah Mada" di Balairung UGM, Yogyakarta, hari ini. Mereka menuntut rektor menolak uang kuliah tunggal (UKT), mengembalikan kantin Bonbin, dan pemenuhan Tunjangan Kinerja Pegawai UGM.
Mahasiswa meminta agar Rektor Dwikorita Karnawati menemui mereka. Mereka bahkan menggelar aksi bersimpuh agar rektor mau menemui mereka.
Rektor UGM menganggap aksi mahasiswa adalah sebuah simulasi yang dilakukan pembina dalam mendidik mahasiswa menjadi aktivis.
"Mereka tidak sadar kalau ini adalah simulasi, ini bagus. Seperti di Pramuka, mereka tidak sadar kalau sedang dilatih oleh pembinanya," ucap Rektor Dwikorita di Kampus UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, Senin (2/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Rencananya, Rektor UGM akan memberlakukan kurikulum yang di dalamnya ada 4-8 SKS aktivitas bagi aktivis. Program itu akan dimulai pada September. Dalam program tersebut mahasiswa diajari bagaimana berdemonstrasi dan lainnya.
"Ini cara kita mendidik. Memang sekarang sedang kita latih dulu sebelum kita terapkan pada September mendatang. Ini bagus, karena mereka tidak sadar kalau ada pembina yang menggerakkan," kata Dwikorita.
Ribuan mahasiswa yang terus-menerus berteriak, membuat Rektor Dwikorita mendatangi mereka. Rektor turun dari lantai 2 Balairung dan kemudian menerobos kerumunan massa.
Rektor berjalan menuju tiang bendera di depan Balairung UGM yang benderanya sempat diturunkan setengah tiang oleh mahasiswa. Ia lalu mengajak mahasiswa untuk bernyanyi, namun ajakan rektor ditanggapi dingin.
Dwikorita pun menyanyikan lagu Indonesia Raya walau tidak sampai selesai. "Ini bendera kita, ayo nyanyi Indonesia Raya," ujar dia kepada mahasiswa yang berkerumun.
Namun aksi rektor perempuan UGM pertama ini justru mendapat sorakan para mahasiswa. Mereka menilai tindakan tersebut bukan yang mereka inginkan.
"Itu bukan yang kami inginkan, tidak perlu itu," teriak salah satu pengunjuk rasa.
Lalu rektor menyatakan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa dalam aksinya ini sedang diusahakan melalui aturan yang ada. Namun penjelasan rektor ini tidak sempat selesai dan meninggalkan massa aksi.
Aksi ini dilakukan Dwikorita karena mahasiswa balik badan dan menganggap pernyataan rektor hanya normatif.
"UKT (uang kuliah tunggal) tetap tidak akan ada kenaikan. Soal Tukin (Tunjangan Kinerja Pegawai UGM) kita akan perjuangkan bersama, harus mengubah dulu aturannya. Sementara untuk kantin FIB itu memang kontraknya sudah selesai pada Juli tahun lalu," kata Rektor UGM.