Liputan6.com, Jakarta - Polisi belum dapat memastikan jasad laki-laki tanpa kepala, tangan, dan kaki yang ditemukan di Pulau Karang Beras Kecil, Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu adalah korban mutilasi.
Sebab, bisa saja bagian tubuh pria tanpa identitas itu terlepas akibat reaksi terendam di laut selama berminggu-minggu.
"Hasil visum belum keluar. Mayat tanpa kepala, kaki atau tangan di laut Pulau Seribu belum tentu mutilasi berdasarkan hasil wawancara beberapa pakar," ujar Kapolres Kepulauan Seribu AKBP John Weynart Hutagalung kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Senin 2 Mei 2016.
John menerangkan, berdasarkan penjelasan dokter ahli autopsi, persendian manusia sangat rapuh, sehingga ketika terendam dalam waktu lama di lautan, terombang-ambing hantaman ombak maka persendian bisa lepas. Analisa dokter lainnya, persendian manusia yang sudah lunak dan mudah dipotong, maka jasad yang sudah membusuk itu jadi santapan ikan berukuran besar.
Baca Juga
Advertisement
"Karena pada saat di laut, bagian yang memiliki sendi putar lebih rentan dari bagian tubuh lain akibat arus dan pembusukan," jelas John.
Tim SAR, kata John juga menerangkan hal serupa, bahwa rata-rata kepala jasad yang sudah terapung lama akan lepas dengan sendirinya karena tulang vertikal yang menghubungkan kepala dan badan sifatnya lunak.
"Dan untuk mata, kalau sudah membusuk akan terlepas, jadi bisa dimakan ikan hingga kepalanya habis," ujar dia.
Sementara itu, salah seorang nelayan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, bernama Pelle yang menetap di Pulau Panggang berkata, kemungkinan kepala, tangan, dan kaki korban terlepas akibat jasad menabrak batuan karang. Ia juga mengatakan, di pulau itu ada jenis cumi-cumi yang memakan bangkai.
"Ada seorang nelayan di perairan sini mengatakan mungkin potongan tubuh yang lepas, sudah dimakan cumi-cumi karena cumi-cumi itu pemakan bangkai. Kalau kenapa (bagian tubuh) bisa terlepas kepala, tangan, dan kaki kemungkinan terkena karang," papar John.