Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak di hijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Sektor keuangan menjadi pendorong penguatan indeks.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (3/5/2016), IHSG naik tipis 3,94 poin atau 0,08 persen ke level 4.812,26. Indeks saham LQ45 juga naik tipis 0,07 persen ke level 827,18. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat.
Ada sebanyak 146 saham menguat sehingga membawa IHSG ke zona hijau. Namun ada 154 saham berada di zona merah sehingga menahan penguatan IHSG. Di luar itu, 101 saham lainnya diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.833,99 dan terendah 4.806,03.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 229.477 kali dengan volume perdagangan saham 4,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,9 triliun.
Investor asing mencatatkan aksi jual sekitar Rp 597 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 597 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.189.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar yang naik 0,05 persen. Sektor saham konstruksi susut 0,90 persen dan sektor saham keuangan melemah 1,20 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan dan penggerak indeks saham antara lain saham CEKA naik 16,98 persen ke level Rp 930 per saham, saham PSDN mendaki 16,50 persen ke level Rp 120 per saham, dan saham SRTG menguat 15,73 persen ke level Rp 3.900 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham KDSI melemah 10 persen ke level Rp 252 per saham, saham GEMA tergelincir 10 persen ke level Rp 396 per saham, dan saham SOCI merosot 9,79 persen ke level Rp 424 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan, investor asing masih melakukan aksi jual pada hari ini namun memang aksi jual pada hari ini tidak sebesar hari kemarin. Hal tersebut mendorong IHSG bergerak di zona hijau meskipun tipis.
Investor sebenarnya sudah bergerak ke zona jual karena saat ini sudah memasuki bulan Mei biasanya memang terjadi. Namun aksi jual tersebut tidak begitu besar karena inevstor lebih memilih setelah libur panjang untuk melakukannya. (Gdn/Zul)