Pemerintah Belum Berencana Gabungkan PLN ke Holding BUMN Energi

Pemerintah berencana menggabungkan sejumlah BUMN energi menjadi satu holding.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Mei 2016, 21:00 WIB
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana menggabungkan sejumlah BUMN energi menjadi satu holding. Di antara beberapa perusahaan energi yang bakal disatukan, pemerintah belum berencana mengikutsertakan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, di sektor energi, pemerintah dalam hal ini akan fokus menyatukan BUMN yang memiliki lini bisnis di sektor minyak dan gas (migas) serta mineral dan batu bara (minerba). Yakni antara lain PT Perusahaan gas Negara (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Juga PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), PT Bukit Asam (Persero) dan PT Timah (Persero).

"Nggak (belum ada rencana PLN masuk dalam holding), Sekarang ini migas dulu, Pertamina,PGN, listriknya belum‎," kataSudirman, di Surabaya,Jawa Timur, Selasa (3/5/2016).

 

Menurut Sudirman, saat ini sebenarnya PLN sudah berbentuk holding, dengan memiliki banyak anak usaha. Namun untuk kepastian PLN juga akan digabung dengan BUMN lain Sudirman menyerahkan ke Kementerian BUMN.

‎"PLN sudah holding sebetulnya, namun apakah akan digabung dengan yang lain saya nggak tau, itu kebijakannya Bu Menteri BUMN, kita dukung itu," ungkapnya.

Terkait dengan pembentukan holding energi, Sudirman mengungkapkan, penyatuan BUMN energi akan memberi manfaat. Salah satunya adalah menghasilkan‎ sumber daya yang kuat dan mengurangi persaingan.

"Jadi itu sudah diputuskan pemerintah, oleh Presiden di dalam ratas (rapat terbatas) saya berpandangan sebagai pimpinan sektor itu akan banyak manfaatnya. Karena konsolidasi itu menghasilkan resources yang kuat dan bisa sinergi dan kompetisi internal bisa dikurangi," tutup Sudirman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya