Mobil Amerika Haram Masuk Iran

Pemesanan 200 unit kendaraan Chevrolet senilai US$ 7 juta atau sekira Rp 92,75 miliar harus dibatalkan.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 04 Mei 2016, 20:43 WIB
Chevrolet dikabarkan akan menyegarkan salah satu SUV andalannya, Trax. Model ini akan diperkenalkan 13 Februari nanti.

Liputan6.com, Teheran - Iran resmi melarang impor mobil-mobil bermerek Chevrolet. Larangan ini diberlakukan tepat seminggu setelah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengecam impor kendaraan AS dan meminta pemerintah untuk lebih mendukung produksi domestik.

Menurut laporan kantor berita Mehr sebagaimana diwartakan Reuters, seorang pejabat tinggi di Kementerian Industri, Pertambangan, dan Perdagangan menyebut pemesanan 200 unit kendaraan Chevrolet senilai US$ 7 juta atau sekira Rp 92,75 miliar harus dibatalkan.

Ia mengatakan bila kendaraan ini didatangkan dari Korea Selatan, namun tidak disebutkan secara detil siapa yang menjual Chevrolet di Iran.

"Orang yang telah mendaftarkan pesanan mobil ini telah diberi tahu bahwa impor tersebut tidak diperbolehkan. Mobil tersebut belum ada di negara ini dan hanya dikirim ke Iran," kata pejabat itu.

Sebelum terjadinya Revolusi Islam pada 1979, Iran menjadi pasar menjanjikan bagi manufaktur mobil dan truk asal Amerika Serikat. Namun, sanksi dari AS kemudian melarang penjualan dan membatasi perdagangan ke Iran.

"Amerika Bahkan tidak tertarik dan membeli mobil seperti ini karena bobotnya berat dan boros bahan bakar. Mengapa kita harus mengimpor mobil dari perusahaan bangkrut Amerika? Ini sangat aneh", kata Khamenei.

Pemimpin Iran ini juga mengkritisi orang-orang muda kaya yang mengendarai mobil mahal di Teheran dengan menyebut bila mereka adalah hasil dari krisis identitas dan pendidikan yang buruk.

Dengan ini, Chevrolet resmi dihapus dari daftar merek yang bisa memasarkan mobil di Iran. Departemen Perindustrian hanya memperbolehkan segelintir merek asing yang bisa memasarkan mobil di Iran, di antaranya yaitu BMW, Hyundai, dan Porsche.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya