5 Playmaker Jempolan Milik Klub-klub Indonesia

Para playmaker klub-klub Indonesia itu kerap menjadi penentu jalannya pertandingan di lapangan.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Mei 2016, 06:30 WIB
Pemain Arema Crinus, Srdjan Lopicic, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang PSS Sleman pada laga Bali Island Cup 2016 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Minggu (21/2/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Liputan6.com, Jakarta - Peran pemain yang bertugas sebagai pengatur serangan sangat penting bagi sebuah tim. Sebab, dari kaki mereka arah permainan sepak bola di lapangan kerapkali bisa ditentukan.

Para pengatur serangan atau playmaker ini tak selalu berposisi sebagai seorang gelandang tengah. Kita pernah mengenal nama pemain seperti, Andrea Pirlo, Xavi Hernandez, hingga Paul Scholes yang berposisi di tengah. Modernisasi di lapangan hijau pada akhirnya tak selalu playmaker selalu bermain sebagai seorang gelandang tengah.

Baca Juga

  • Jejak Pengusaha Indonesia bersama Leicester City
  • Rekor Baru Rossi, Pembalap Tertua yang Naik Podium MotoGP
  • Striker Jebolan Liga Champions Sudah Siap Bela Persija

Lihat saja peran playmaker yang baru saja mengantarkan Leicester Juara, Riyad Mahrez. Pemain asal Aljazair ini adalah playmaker bagi The Foxes. Uniknya, dia tidak berposisi sebagai gelandang tengah melainkan seorang pemain sayap kanan.

Tak hanya di Eropa, kehadiran playmaker ternyata juga sangat penting bagi klub-klub di Indonesia. Pada ajang Torabika Soccer Championship (TSC) Presented by IM3 Ooredoo hampir semua tim yang ikut serta memiliki para playmaker untuk mengatur serangan dan juga mendesain sebuah gol.

Berikut adalah lima playmaker terbaik Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo:


Firman Utina

Firman Utina (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

1. Firman Utina (Sriwijaya FC)

Firman memutuskan berganti seragam dari Persib Bandung ke Sriwijaya FC pada gelaran TSC 2016. Pemain asal Manado ini bahkan langsung menjadi pemain utama bagi klub yang diasuh oleh Widodo Cahyono Putro tersebut.

Cara bermain Firman yang simpel, serta bisa mendikte tempo pertandingan menjadi alasan mengapa Widodo langsung memainkannya pada laga pertama melawan Persib Bandung. Tipe permainan yang cenderung efektif dan atraktif yang dimiliki Firman diprediksi bisa memanjakan duet penyerang Hilton Moreira dan Beto Goncalvez.

Namun, kemampuan terpenting yang dimiliki Firman adalah kepemimpinannya di lapangan. Kehadiran Firman di lapangan tentu bisa memberikan motivasi lebih bagi rekan setimnya dan juga para pemain muda.


Robertino Pugliara

Robertino Pugliara.(Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

2. Robertino Pugliara (Persib Bandung)

Robertino didatangkan Persib dari PS Polri untuk mengisi posisi playmaker yang lowong pasca-ditinggal Firman Utina yang hengkang ke Sriwijaya.

Dejan Antonic, selaku pelatih Persib, dipastikan akan menjadikan Robertino sebagai pemain yang akan mengatur serangan dalam skema 4-2-3-1 miliknya. Robertino akan berdiri berada di depan Hariono dan Kim Jeffrey Kurniawan sebagai trio di lini tengah Maung Bandung.

Kualitas Robertino sudah tidak usah diragukan lagi. Sebab, pemain asal Argentina ini dikenal memiliki umpan-umpan terobosan yang sangat berbahaya bagi lini pertahanan lawan.

Selain itu, dia juga memiliki kelebihan lain dari segi menggiring bola. Berbeda dengan Firman Utina yang jarang melewati lawan dengan skill individu, Robertino justru gemar menggocek lawan hingga ke dalam kotak penalti untuk mengirimkan umpan ke striker ataupun mencetak gol dengan tendangannya.


Srdjan Lopicic

Gelandang Arema Cronus, Srdan Lopicic mencetak gol ke gawang Persib pada laga terakhir Bali Island Cup 2016, Selasa (23/2/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

3. Srdjan Lopicic (Arema Cronus)

Lopicic saat ini adalah salah satu pemain yang menjadi bagian dari kombinasi lini tengah terbaik di Indonesia. Bermain untuk Arema Cronus, peran Lopicic bersama Raphael Maitimo dan Hendro Siswanto mungkin berada dalam level teratas komposisi gelandang terbaik di Tanah Air.

Hal itu sudah teruji ketiga Lopicic mampu membawa Arema juara Torabika Bhayangkara Cup 2016. Jika dilihat, gaya bermain Lopicic di lapangan hampir mirip dengan Robertino Pugliara.

Selain memiliki umpan-umpan matang, Lopicic juga dilengkapi dengan skill individu untuk melewati bek-bek lawan. Mantan pemain Persela Lamongan ini juga bukan tipe playmaker yang malas membantu pertahanan. Alhasil, tak jarang melihat Lopicic turun hingga ke garis pertahanan Arema untuk menghalau serangan lawan.

Lopicic juga memiliki keunggulan lain yakni eksekusi bola mati yang ciamik. Dia juga punya visi bermain bagus sehingga tim-tim lawan kesulitan untuk mengawalnya.  


Ramdani Lestaluhu

Ramdani Lestaluhu (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

4. Ramdani Lestaluhu (Persija Jakarta)

Gelandang mungil milik Persija Jakarta ini mungkin adalah tipe playmaker yang paling sering mencetak gol. Berbeda dari nama-nama sebelumnya, Ramdani sangat gemar bermain hingga ke dalam kotak penalti lawan.

Beroperasi di sayap kanan, Ramdani juga memiliki umpan-umpan terobosan yang sangat sulit dihalau serangan lawan. Kemampuan inilah yang membuat Persija urung melepasnya ke klub mana pun meski banyak tawaran yang banjir untuk pemain asal Tulehu ini.

Ramdani adalah tipe playmaker yang selalu bergerak liar di setiap pertandingan. Dia bisa selalu berpindah dari sisi kanan, tengah hingga kiri lapangan saat bermain.

Kelebihan lain adalah skill individu Ramdani yang berada di atas rata-rata pemain lokal Indonesia. Jadi tak jarang, Ramdani bisa dengan mudah melewati lawan atau memancing musuh untuk melanggarnya dan memberikan keuntungan bagi Persija.


I Gede Sukadana

I Gede Sukadana berasa lebih muda di Bali United karena tak mau kalah dengan pemain muda. (Bola.com/Abdi Satria)

5. I Gede Sukadana (Bali United)

Sukadana seperti terlahir kembali bersama Bali United usai dibuang Arema Cronus. Gelandang asal Bali ini bahkan langsung menjadi pemain penting bagi klub asuhan Indra Sjafri.

Sukadana sebenarnya adalah tipe gelandang bertahan yang memiliki tugas ganda yakni bertahan dan juga membangun serangan. Tak jarang melihat Sukadana sering berdiri dibelakang garis tengah lapangan.

Gelandang bertahan memang berbeda dengan gelandang serang. Seorang gelandang bertahan lebih diutamakan memiliki fisik kuat karena bertugas menjadi orang pertama yang memutus serangan lawan.

Namun, Sukadana ternyata memiliki kelebihan yakni kecerdasan membaca pertandingan. Sukadana pintar mengatur tempo dan juga memiliki umpan-umpan pendek mendatar yang sangat baik.

Selain itu, Sukadana ternyata juga memiliki tembakan jarak jauh yang keras dan akurat. Jadi tak jarang melihat pemain ini mencetak gol dari tembakan jarak jauh.

Penulis: Yosef Deny Pamungkas

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya