Liputan6.com, Semarang - Ibunda Rio Haryanto, Indah Pennywati berusaha keras untuk mencari kekurangan dana yang masih terutang kepada Manor Racing. Tak berpangku tangan menunggu janji-janji pemerintah, Indah rela untuk 'ngamen' bahkan hingga Semarang pada Rabu (4/5/2016).
Baca Juga
- Persija Vs Semen Padang: Lupakan Teror Riko
- Seleb-seleb Dunia: Selamat Leicester City
- Legenda Bola Basket Indonesia Tutup Usia
Advertisement
Ini dilakukannya demi Rio Haryanto tetap membalap hingga musim Formula 1 2016 berakhir.Tentu, untuk mengumpulkan uang terutang sebesar Rp 150 miliar tidak diilakukan dengan manyanyi di jalanan.
Ibu yang memiliki rambut panjang sebahu itu, dengan menjinjing goodie bag bergambar Rio Haryanto dan bertuliskan Pertamina, mendatangi kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang untuk bertemu dengan Gubernur Ganjar Pranowo.
Setelah bertemu dengan Gubernur Ganjar Pranowo, Indah Pennywati, menceritakan kendala keuangan yang dihadapi Rio Haryanto di tim Manor Racing. Dengan menghadap Gubernur, Indah berharap dengan kepedulian semua pihak, wakil Indonesia bisa tetap bertahan dalam pertandingan jet darat tersebut.
Bukan saja uang pribadi Gubernur atau uang dari Pemprov Jateng yang diharapkan, namun Indah meminta Ganjar ikut mendorong pemerintah dan pihak lain untuk membantu pembiayaan Rio dalam berkompetisi di ajang Formula 1.
“Malaysia melalui Petronas berinvestasi luar biasa di F1. Kita inginnya Rio juga bisa jadi ikon nasional karena F1 adalah event internasional,” ujar Indah kepada wartawan.
Bukan Hal Baru
Acara 'ngamen' seperti ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi keluarga Rio Haryanto. Sebelum jumpa Ganjar Pranowo, keluarga Rio Haryanto juga sudah berkeliling menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, menemui Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri BUMN serta beberapa pihak yang mungkin mendukung pendanaan.
“Total keseluruhan balapan di F1 sampai November 2016 ada 21 race. Dana yang sudah disetorkan Rio ke Manor sekarang hanya mampu menutup hingga 10 race. Manor Racing memberi tenggat hingga akhir Mei ini harus dibayarkan. Jika tidak, Rio akan diganti dengan driver lain,” ujar Indah, gelisah.
Pertamina selaku sponsor utama Rio Haryanto hanya bisa menyodokong dana 5 juta euro. Keluarga Rio Haryanto sudah mengeluarkan uang sendiri sebesar 3 juta euro sehingga masih tersisa 7 juta euro agar Rio Haryanto 'selamat' hingga akhir musim.
“Kami ingin ada dukungan dari Pak Gubernur untuk menjembatani. Rio kan warga Jateng dan kami mohon dukungan untuk Rio. Karena Rio selama ini hanya baru ada setengah dari biaya keseluruhan yang kami dapatkan,” ujarnya.
Advertisement
Respon Gubernur
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo langsung bereaksi dengan menghubungi Menteri BUMN Rini Soemarno. Namun yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Usaha lain juga dilakukan Ganjar dengan menelepon Menpora Imam Nahrawi, ternyata juga tidak ada respons.
Keputusan lain yang diambil Gubernur yakni menghubungi Staf Khusus Kemenpora. Dalam telepon, Ganjar diberi penjelasan mengenai kendala administrasi pendanaan di Kementerian.
Tidak hanya berhenti disitu, Ganjar juga mengambil langkah dengan menghubungi sejumlah Direktur BUMN di antaranya Garuda Indonesia, Pertamina dan Bank Mandiri. Melalui hubungan telepon, Ganjar mendesak agar ada gotong royong untuk Rio. Harapannya, Pertamina juga bersedia membantu secara penuh.
“Kalau satu BUMN bisa bantu Rp 10 miliar saja, maka hanya butuh 15 BUMN. Kalau varian, bisa Rp 10 sampai Rp 20 miliar per perusahaan maka hanya butuh 10 BUMN,” kata Ganjar.
Beberapa perusahaan besar yang ada di Jawa Tengah seperti Kacang Dua Kelinci juga diusahakan Ganjar bisa bantu Rio Haryanto. Selain menjadi sponsor untuk Real Madrid, produsen kacang itu diharapkan bisa bantu Rio Haryanto.
“Asia baru pertama lho, masa kita enggak sponsori. Masyarakat Indonesia harus tahu, DPR RI juga perlu tahu, kita hanya butuh Rp 150 miliar. Kita harus carikan itu agar Rio bisa terus bertanding,” katanya.
“Masyarakat harus tahu, Rp 150 miliar angka besar jika bicara terkait kemiskinan. Akan jadi kecil jika bendera dikibarkan di internasional untuk F1 yang belum pernah ada dalam sejarah Indonesia. Ini momentum,” ucapnya.
Penulis: Felek Wahyu