Liputan6.com, Jakarta - Panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar menutup pendaftaran bakal calon ketua umum (caketum) satu jam lebih cepat dari jadwal seharusnya, yakni pada Rabu malam pukul 24.50 WIB. Sebab, hingga pukul 23.00 WIB tak ada lagi bakal calon yang mendaftar ke DPP Partai Golkar melalui Steering Committee (SC) Munaslub.
"Setelah kita konfirmasi, tidak ada lagi yang mendaftar," ucap Ketua Komite Pemilihan SC Munaslub Rambe Kamarul Zaman di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (4/5/2016) malam.
Total yang telah mendaftar adalah delapan dari 10 bakal calon ketua umum Golkar. Dua bakal calon ketua umum yang tak jadi mendaftar adalah Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dan Wati Amir.
Baca Juga
Advertisement
"Penutupan pendaftaran bakal calon dilaksanakan," kata Rambe.
Rambe berujar, anak Presiden ke-2 RI Soeharto itu urung memperebutkan kursi ketua umum partai berlambang pohon beringin karena alasan yang belum jelas. Rambe pun mengaku tidak mengetahui alasan pasti batalnya Tommy Soeharto untuk mendaftar.
"Tadi sampaikan ke sini tim suksesnya, tidak tahu persis dan memang mungkin surat-suratnya. Kalau daftar tim suksesnya, KH Ali Yahya," tutur Rambe.
Adapun alasan Wati Amir ialah tidak sempat mengurusi persyaratan administrasi. Surat-surat kelengkapan seperti surat bebas narkoba dan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) belum dirampungkan hingga hari ini.
"Kalau bu Wati Amir belum sempat mengurusi surat kelengkapan administrasi. Kesehatan bebas narkoba, berikutnya adalah LHKPN," kata Rambe.
Sejak pendaftaran dibuka pada Selasa 3 Maret 2016 hingga Rabu 4 Maret 2016, terhitung ada delapan kader yang mendaftar sebagai bakal caketum Partai Golkar.
Mereka adalah Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Syahrul Yasin Limpo, Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo dan Priyo Budi Santoso.
"Delapan bakal calon cukup banyak. Berkas delapan kandidat itu akan diverifikasi pada Kamis 5 Mei 2016," Rambe menegaskan.
Priyo Budi Santoso Terakhir Daftar Caketum Golkar
Priyo Budi Santoso menjadi bakal calon ketua umum Partai Golkar yang terakhir mendaftar. Priyo datang Rabu malam sekitar pukul 22.15 WIB. Namun ia tak langsung memberikan berkas persyaratan bakal calon dan menunggu ketua pengarah tim suksesnya, Hajriyanto Tohari yang masih dalam perjalanan menuju Kantor DPP Partai Golkar.
Sekitar pukul 22.50 WIB, Hajriyanto pun tiba dan Priyo langsung menyerahkan berkas persyaratan dirinya menjadi bakal calon Ketua Umum Partai Golkar.
"Saya sudah siapkan dengan tim semua persyaratan kami siapkan semua, saya patuh dan mengikuti," kata Priyo usai resmi mendaftar di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (4/5/2016).
Selain itu, mantan Ketua DPR ini juga menyoroti iuran wajib sebesar Rp 1 miliar yang harus dibayarkan bakal calon ketua umum kepada Steering Committee (SC) Munaslub Partai Golkar. Sebab kata dia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan iuran tersebut berpotensi gratifikasi.
"Tadi sore saya baca pemberitaan pertemuan komite etik Munaslub dengan Pimpinan KPK, maka untuk sumbangan Rp 1 miliar mohon sementara kami ingin kejelasan. Maka kalau itu fatwa KPK, maka tentu harus diperhatikan. Saya tahu awalnya baik, tapi tidak tahu kenapa berita jadi seperti ini," ujar Priyo.
Dalam kesempatan yang sama, ketua pengarah tim sukses Priyo, Hajriyanto Tohari mengatakan, ia hanya menjadi penasihat untuk Priyo dan timnya. Ia mengaku tidak ingin terlibat dalam persoalan teknis yang akan dilakukan Priyo.
"Penting diingat saya ketua pengarah tim sukses. Jadi tugas saya berikan tausyiah kepada sahabat saya Priyo dan tim suksesnya. Maka kalau yang terkait kerja operasional sebagai timses ada bagian sendiri. Jadi nanti jangan panggil-pangil saya soal urusan teknis," ucap Hajriyanto.
Kader Muda 'Saweran' Biaya Munaslub
Adapun generasi muda Partai Golkar menggalang dana sumbangan untuk membiayai penyelenggaraan munaslub yang digelar pada 15 Mei 2016 mendatang. Di tengah-tengah pendaftaran bakal calon ketua umum, belasan kader muda Golkar yang dipimpin Dave Laksono menyerahkan uang hasil saweran tersebut kepada panitia pelaksana munaslub.
Dave mengatakan, generasi muda Golkar ini telah membuka posko donasi munaslub hampir satu bulan lamanya. Selama itu mereka berhasil mengumpulkan uang senilai Rp 277 juta.
"Memang jumlah ini tidak seberapa, tapi ini simbol agar tidak ada politik uang," kata Dave di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (4/5/2016).
Anggota Komisi I DPR ini berujar, pihaknya tergerak untuk mewujudkan Munaslub yang bersih. Menurut Dave selama politik uang kencang bermain di dalam Munaslub, maka Golkar sulit mendapatkan pemimpin yang bersih.
"Pemimpin yang terpilih akan berpikir bagaimana mengembalikan modalnya," ujar dia.
Ia menambahkan, generasi muda Golkar ini kemudian menyerahkan sebuah kardus berisi uang pada panitia pelaksana yang diwakili oleh Agun Gunandjar. Di antara mereka terdapat pula Ahmad Dolly Kurnia yang selama ini menentang adanya iuran wajib Rp 1 miliar yang dibebankan pada para bakal calon ketua umum.
Di tempat yang sama, Sekretaris Panitia Pengarah Munaslub Agun Gunandjar mengapresiasi apa yang dilakukan para kader muda Golkar tersebut. Tapi, ia tetap berkeyakinan iuran wajib tersebut bukanlah politik uang.
Anggota Komisi II DPR ini memandang, iuran tersebut justru mencegah adanya politik uang. Terlebih panitia telah membuat regulasi yang jelas terkait dana wajib ini. "Bila jelas diatur, apa itu money politics?" ucap Agun.
Advertisement
Cara Pendekatan Bakal Caketum Golkar
Berbagai cara ditempuh sejumlah kandidat bakal calon ketua umum Partai Golkar. Mulai dari membawa massa dukungan, kukuh tak ingin membayar hingga mengenang kisah semasa jadi aktivis bersama.
Kali ini, Indra Bambang Utoyo mendaftarkan diri di Kantor DPP Partai Golkar di Jalan Anggrek Nelly Murni, Jakarta Barat. Ia mengenang kisah perjuangannya dengan Ketua Komite Pemilihan, Rambe Komaruzzaman.
Indra datang pada Rabu sore sekitar pukul 17.00 WIB, Indra memilih untuk masuk terlebih dahulu ke salah satu ruangan di Kantor DPP Golkar. Selanjutnya, sekitar pukul 18.30 WIB, ia langsung menuju Gedung Widya Bhakti II untuk menemui Ketua Komite Pemilihan, Rambe Kamarul Zaman.
Selanjutnya, Rambe pun membeberkan jadwal penyelenggaraan Munaslub Golkar. Tak hanya itu, Ketua Komisi II itu sempat bercanda.
"Kalau Indra tidak mendaftar, saya yang mendaftar. Karena Indra mendaftar, saya tidak mendaftar," canda Rambe yang disambut tawa Indra, Rabu (4/5/2016).
Indra pun lalu berkesempatan berbicara bahwa ia telah melengkapi persyaratan pendaftaran. Selain itu, ia mengenang kebersamaan dengan Rambe.
"Saya lima tahun sehidup-semati dengan bung Rambe. Waktu itu kepemimpinan pak Harmoko. Kami dari organisasi yang sama yang dibentuk Golkar," tutur Indra.
Adapun alasannya maju, Indra menyebut karena menginginkan Partai Golkar maju. Terlebih setelah terjadi perpecahan di tubuh partai berlambang pohon beringin selama satu setengah tahun belakangan.
"Munaslub semoga bisa menjadi obat atas luka. Saya ingin Partai Golkar maju," ucap Indra.
Indra adalah bakal calon ketua umum Partai Golkar yang mendaftar ke-7. Sebelumnya ada Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Syahrul Yasin Limpo, dan Airlangga Hartarto.
Pendaftaran telah dibuka sejak Selasa lalu hingga Rabu tengah malam. Sementara, hasil verifikasi bakal caketum Partai Golkar bakal diumumkan Kamis ini.