Liputan6.com, Makassar - Jamaluddin (34) mengaku kesurupan hingga tega menghabisi nyawa Alib (6) dengan cara dibanting dan dipukuli benda tajam. Hal itu disampaikan warga Jalan Kampung Bulu-bulu RW 01/RT 05 Bangkala Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, sambil menangis histeris.
"Demi Tuhan Pak, saya tidak melakukannya tapi saya dirasuki setan," ujar Jamaluddin di hadapan penyidik Reskrim Polsek Tamalanrea, Makassar, Kamis (5/5/2016).
Panit 1 Reskrim Polsek Tamalanrea, Makassar, Ipda Ahmad mengatakan dari tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan satu buah tabung gas elpiji 3 kg, sebuah balok sepanjang 1 meter, dan gergaji.
"Sampai saat ini, belum diketahui motif pelaku menghabisi nyawa anak kandungnya itu. Sampai detik ini pelaku masih tertutup dan selalu berdalih kesurupan, tak tahu kejadian yang sebenarnya," ujar Ahmad kepada Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
Untuk penyidikan lebih lanjut, polisi memasang garis polisi di tempat kejadian perkara (TKP). "TKP kita police line juga agar tidak rusak dan memudahkan kita untuk mencari alat bukti lainnya," ucap Ahmad.
Sementara itu, Mardianah (41), warga Jalan Kapasa Raya, Kecamatan Tamalanrea, yang merupakan bibi korban mengatakan ia mengetahui kejadian itu saat mencari korban bersama warga.
Ia menemukan Alib tewas mengenaskan tergeletak di atas ranjang di rumah pamannya, Anjas yang bersebelahan dengan rumah pelaku dengan ditutupi selimut. "Kepalanya pecah," kata Mardianah.
Warga berhasil menangkap pelaku yang tidak lain adalah ayah kandung Alib. Kedua tangan dan kaki Jamaludin kemudian diikat dengan tali lalu menyerahkannya ke Polsek Tamalanrea, Makassar.
Jamaluddin kesehariannya berprofesi sebagai buruh bangunan. Ayah pembanting anak kandung itu telah lama pisah dengan istrinya yang merupakan ibu kandung korban.