Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Etihad AirwaysEY 475 rute Jeddah-Jakarta mengalami turbulensi saat akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu 4 Mei kemarin. Puluhan penumpang terluka akibat peristiwa itu.
Adinda, salah satu penumpang mengaku masih trauma dengan peristiwa ini. Dia naik pesawat Etihad dari London, transit Abu Dhabi kemudian ke Jakarta.
Dia bercerita, turbensi yang terjadi sekitar 30 menit membuat para penumpang panik luar biasa. Penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman atau seatbelt bahkan sampai terbang dan membentur plafon pesawat.
"Plafon diadu dengan kepala penumpang. Jebol semua dah itu plafon," ujar Adinda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Adinda mengaku saat itu dia duduk di bagian tengah. Tepat di depan dia duduk, seorang pria paruh baya terbentur rangka pendingin (air conditioner) pesawat hingga dahinya terluka parah.
"Sebelah kiri saya tersiram air panas pas mau ngopi," kata dia.
Tidak hanya penumpang yang menjadi korban, pramugari pesawat juga turut menjadi korban. "Satu orang pramugari patah tulang," kata dia.
Adinda menambahkan, kondisi di dalam pesawat saat itu sangat menegangkan. Kerusakan di mana-mana. Bahkan di bagian belakang, dia melihat pesawat seperti akan tercebur laut.
"Serem, sudah mau nyebur tuh kemarin. Sama kayak AirAsia Surabaya-Singapura yang nyemplung tahun lalu," kata Adinda.
Para korban turbulensi pesawat Etihad Airways EY 474 rute Abu Dhabi-Jakarta dievakuasi ke tiga rumah sakit, yakni Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, RS Sitanala Tangerang, dan RS Ciputra.
Para penumpang dievakuasi ke rumah sakit lantaran mengalami luka serius di badan bagian belakang dan juga kepala.
"Banyak kena patah tulang belakang, dada sesak, terus di bagian kepala ada memar. Kebanyakan yang di kursi belakang yang kena," kata Edi Suryono, salah seorang dokter di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta, Rabu 4 Mei 2016.