Liputan6.com, Samarinda - Seekor orangutan ditemukan tewas mengapung di Sungai Sangata, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Bangkai primata berkelamin jantan itu dipenuhi luka sabetan diduga dari senjata tajam.
"Kondisi orangutan penuh luka menjadi penyebab kematiannya," kata perwakilan Centre for Orangutan Protection (COP), Paulinus Kristianto, Jumat (6/5/2016).
Paulinus mengatakan, pihaknya memperoleh informasi dari Polres Kutai Timur terkait temuan bangkai orangutan di Sungai Sangata pada Minggu 1 Mei 2016 lalu. Timnya serta seorang dokter hewan langsung meluncur dari Berau menuju Sangata untuk melakukan nekropsi atau autopsi.
"Setelah berkoordinasi dengan BKSDA Kalimantan Timur, tim APE Crusader COP langsung berangkat," beber Paulinus.
Baca Juga
Advertisement
Atas permintaan polisi, Paulinus menyebutkan timnya mengautopsi bangkai orangutan tersebut guna mencari penyebab pasti kematian.
Hasilnya, orangutan tersebut diperkirakan tewas lima hari sebelum ditemukan aparat mengapung di sungai.
Dari autopsi itu pula diketahui bila orangutan jantan tersebut berumur di atas 25 tahun dengan berat 80 kilogram.
Sejumlah Luka
Paulinus mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah luka di tubuh Orangutan, yakni luka lebam, luka sayatan, hingga luka bakar. Berbagai macam luka ini yang menyebabkan kematian orangutan sebelum akhirnya masuk dalam air.
"Mati sebelum tenggelam dengan indikasi terapungnya paru-paru dan tidak ditemukan adanya pasir atau kerikil di dalam paru-paru," ujar dia.
Paulinus menyesalkan kematian orangutan jantan dewasa ini yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman penduduk. Apalagi sebelumnya pada bulan Februari lalu ada temuan tiga individu orangutan terbakar di Bontang.
Seluruh hasil autopsi orangutan, kata Paulinus diserahkan pada Polres Kutai Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kaltim serta Balai Taman Nasional Kutai.
"Kami berharap ini yang terakhir ada kematian orangutan," ujar Paulinus.
"Setelah dilakukan nekropsi mayat orangutan dikuburkan di dalam Kawasan Taman Nasional Kutai," dia menambahkan.
Selama lima bulan terakhir, Paulinus mendapati empat kasus kematian orangutan terjadi di Bontang dan baru baru ini di Kutai Timur. Sebelumnya, tiga orangutan dibakar hidup-hidup oleh orang tidak dikenal.
Baru baru ini, Paulinus juga menangani orangutan yang terluka terjerat pemburu di wilayah Taman Nasional Kutai. Penurunan luasan habitat hutan menjadi penyebab peningkatan pembantaian orangutan di Kalimantan.
Advertisement