Liputan6.com, Jakarta - Sosok Hendro Siswanto menjelma menjadi gelandang utama Arema Cronus dalam beberapa turnamen terakhir. Hebatnya lagi, Hendro mampu bersinar ketika bersanding dengan gemerlapnya pemain-pemain kelas atas milik Arema seperti Raphael Maitimo, Srdan Lopicic hingga Esteban Vizcarra.
Mengawali karier pada tahun 2008-2009 dengan bergabung bersama PSIS Semarang, nama Hendro belumlah setenar sekarang. Hal itu tentu tak terlepas karena usia Hendro yang baru menginjak 18 tahun saat berseragam klub berjulukan Mahesa Jenar.
Baca Juga
- Pasta, Kunci Sukses Ranieri Bawa Leicester Juara
- Terungkap, Juventus Tolak Tawaran Menggiurkan City untuk Pogba
- Leicester Juara Jadi Alasan Suzuki Tahan Vinales
Advertisement
Meski begitu, Hendro tak patah arang dan terus berjuang. Pemain yang saat ini berusia 26 tahun itu tampil memukau dibawah tangan dingin Bambang Nurdiansyah. Alhasil, namanya pun dipanggil untuk memperkuat tim nasional Indonesia U-23.
Keberhasilan menembus timnas, membuat Hendro memilih untuk meninggalkan PSIS yang saat itu mengalami masalah finansial untuk bergabung dengan Persiba Balikpapan pada tahun 2009.
Bersama tim Beruang Madu, Hendro tampil memesona dan berhasil mencetak empat gol dari 24 pertandingan. Berbekal penampilan yang ciamik di klub dan timnas U-23, nama Hendro langsung mencuri perhatian klub terbaik Tanah Air.
Alhasil dia bergabung dengan Arema pada tahun 2011 hingga sekarang. Performa Hendro diawal karier bersama Arema bisa dibilang sangat sulit. Hendro tercatat lebih banyak menghuni bangku cadangan Singo Edan.
Nama-nama gelandang jempolan seperti Ahmad Bustomi sangat sulit untuk digeser. Meski begitu, Hendro tak menyerah.
Hingga pada akhirnya, Hendro sukses menembus skuat utama dan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Beberapa turnamen besar di Indonesia yang sempat dihelat seperti Piala Presiden, Piala Jenderal Sudirman hingga Piala Bhayangkara selalu menempatkan Hendro sebagai pemain utama di lini tengah.
Kebangkitan Hendro
Bahkan, pada turnamen Piala Jenderal Sudirman, Hendro sempat dijadikan kapten oleh Pelatih Djoko Susilo kala itu. Gaya bermainnya yang sangat dinamis bergerak di lapangan tengah menjadikannya sebagai sentral permainan Arema.
Hendro memiliki fisik yang kuat. Dia sangat sulit untuk dihentikan bila memegang bola. Sebaliknya, dia juga tampak sangat baik menghentikan serangan lawan dengan kekutan fisiknya itu.
Selain fisik, Hendro juga memiliki akurasi umpan yang baik. Umpan-umpan pendek kepada pemain di lini tengah sangat penting bagi Arema untuk membangun serangan.
Hendro meruapakan tipe gelandang box-to-box atau gelandang yang menghubungkan lini pertahanan hingga lini serang Arema. Duetnya bersama Raphael Maitimo di formasi 4-2-3-1 menjadi yang terbaik saat ini.
Terbukti ketika keduanya berhasil mengantarkan Arema menjuarai Piala Bhayangkara beberapa waktu lalu. Bahkan hebatnya lagi pada laga final melawan Persib Bandung, terlihat lini tengah Maung Bandung yang ditempati oleh Kim Jeffrey Kurniawan, Taufiq dan Hariono seperti tak berdaya melawan Hendro dan Maitimo.
Oleh sebab itu, pada laga melawan Madura United, di Stadion Gelora Bangkalan pada lanjutan pekan kedua Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo, Jumat (6/5/2016) malam WIB, peran Hendro kembali akan menjadi kunci Arema meraih tiga poin. Pasalnya, Madura juga dilengkapi dengan materi pemain yang baik di lini tengah seperti Bayu Gatra Sanggiawan, Engelberd Sani hingga Toni Mossi.
Meski begitu, jika Hendro tetap mampu menampilkan permainan terbaiknya pada laga nanti, bukan tidak mungkin barisan lini tengah MU bakal dengan mudah didominasi oleh Arema yang membidik tiga poin di laga ini.
Oleh: Yosef Deny Pamungkas
Advertisement