Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama sejumlah menteri menanam pohon di Kebun Raya Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali. Di sela-sela acara, pria yang juga mantan Ketua Umum Golkar itu turut berkomentar soal penyelenggaraan munaslub yang akan memilih ketua umum baru Golkar tersebut.
"Munas Golkar kan yang menentukan, di Bali tanggal 15 Mei," kata JK di Bali, Jumat (6/5/2016).
Dalam munaslub itu, tiap kandidat Ketua Umum Golkar wajib memberikan Rp 1 miliar. Menurut JK, uang tersebut bukanlah mahar, melainkan sumbangan demi terwujudnya acara.
"Enggak ada mahar, yang ada sumbangan masing-masing (bakal caketum Golkar) untuk penyelenggaraan," tutur dia.
Ketua Dewan Masjid Indonesia ini juga menyampaikan tidak ada aturan baku yang mengharuskan tiap kandidat membayar Rp 1 miliar. Besaran sumbangan tiap orang berbeda-beda, sesuai kemampuan finansialnya.
"Namanya sumbangan kan sesuka hati. Tidak ada paksa-paksa," tandas JK.
Menolak Membayar Mahar
Hingga saat ini sudah ada enam bakal caketum Golkar yang telah menyetor mahar Rp 1 miliar hingga batas waktu Jumat pukul 14.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah ada empat, kemarim Pak Ade Komarudin minta ada klarifikasi dari KPK dan sudah clear. Begitu juga Priyo Budi. Jadi ya sudah," ucap Ketua Komite Pemilihan Rambe Kamarulzaman di Gedung DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
Ada delapan kader Partai Golkar resmi mendaftar sebagai bakal caketum Golkar. Mereka adalah Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Syahrul Yasin Limpo, Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, dan Priyo Budi Santoso.
Dari nama-nama tersebut, Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo menolak membayar mahar Rp 1 M. Nasib keduanya akan ditentukan pada rapat pleno steering committe (SC) sore ini.
"Keputusan rapat nanti dilihat," ucap Rambe.