Liputan6.com, New York - Tim arkeologi bawah air mencocokkan sejumlah informasi dari beberapa dokumen rahasia pemerintah AS yang sekarang dikuak.
Dari catatan sejarah itu, tim mendapatkan keterangan terkait penenggelaman salah satu kapal induk paling bersejarah, USS Independence.
USS Independence (CVL 22) adalah satu dari 90 kapal laut yang disertakan dalam Operation Crossroads, yaitu uji ledak bom atom di Bikini Atoll, kepulauan Marshall. Kapal itu sengaja ditenggelamkan pada 1951 dan tidak banyak penjelasan apapun setelah uji bom atom tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari CBS News pada Jumat (6/5/2016), setelah menemukan lokasi Independence, para peneliti kemudian membandingkan citra sonar reruntuhan kapal dengan dokumen-dokumen rahasia yang telah terkuak. Kapal itu diduga dipergunakan sebagai laboratorium radiologi dan wadah sampah nuklir dari 1946 hingga 1950.
“Sekarang kita bukan hanya mengetahui bentuk dan tempat tergoleknya kapal itu, tapi juga kepastian tentang apa yang terjadi pada Independence,” kata peneliti utama James Delgado, seorang ahli arkeologi kelautan di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Riwayat Sang Kapal Induk
Independence adalah salah satu dari beberapa kapal perang yang pertama kali diubah menjadi kapal ringan pengangkut pesawat terbang setelah serangan pihak Jepang terhadap Pearl Harbour.
Kapal itu beroperasi di Pasifik tengah dan barat dari November 1943 hingga Agustus 1945, kata Delgado. Sesudah perang, Independence dialihkan ke Operation Crossroads.
Kapal itu ditempatkan di antara satu armada kapal dalam jarak 518 meter dari pusat ledakan uji bom nuklir untuk mempelajari dampak gelombang kejut, panas, dan radiasi.
Ada 21 kapal yang langsung tenggelam, namun Independence tetap mengambang dalam kondisi rusak berat. Kapal itu kemudian dibawa kembali ke AS.
Dengan mengunakan dokumen-dokumen yang telah dibuka, tim Delgado mendapati bahwa kapal itu kemudian digunakan dalam penelaahan dekontaminasi.
Petunjuk didapat dari memorandum kepada Kepala Operasi Angkatan Laut yang dikirim oleh Biro Kapal-kapal dan Biro Kedokteran dan Pembedahan.
“Intensitas kontaminasi radioaktif yang dialami di Bikini telah berkurang dalam 3 tahun belakangan, sehingga banyak bagian kapal itu yang sekarang berada di bawah ambang toleransi yang ditetapkan untuk operasi industrial di masa damai.”
Namun begitu, pemerintah AS memutuskan untuk membentuk Laboratorium Pertahanan Radiologi AL di kapal itu dan memeriksa lebih banyak lagi bahan-bahan terkontaminasi untuk penelitian, kata Delgado kepada Live Science.
Laboratorium itu memberikan tempat pertama pelatihan dan pendidikan untuk menangani ampas sesudah ledakan atom, kata Delgado. Ambang radiasi terus dipantau, dan pada 1949, empat tabung didih, unit kondenser, dan turbin-turbin uap diangkat dari dalam badan kapal untuk menyediakan ruang penyimpanan sampah radioaktif, katanya lagi.
Menenggelamkan Independence
Selain itu, dokumen-dokumen yang ada juga mengungkapkan bahwa penenggelaman Independence memiliki beberapa fungsi bagi AL AS. Kapal induk itu terlalu tua dan terlalu rentan terhadap potensi mata-mata, kata Delgado.
Ketika muncul keputusan untuk menenggelamkan kapal itu, sampah dari kapal-kapal Operation Crossroads dan Laboratorium Radiasi di University of California juga diangkut ke Independence “guna ditenggelamkan selamanya dalam kapal itu karena kurangnya fasilitas penyimpanan yang layak,” demikian menurut salah satu memorandum.
Pihak AL menggunakan dua kepala torpedo yang ditempatkan secara cermat pada lunas kapal dan jauh dari tempat penyimpanan sampah radioaktif.
Suatu memorandum dari Pejabat Keamanan Radiologi kepada Komandan Gugus Tugas menyebutkan bahwa semua pencegahan keamanan radiologi sudah dijalankan sesuai perintah dan “semua permukaan yang telah terpapar oleh kemungkinan kontaminasi telah disikat bersih.”
“Ketika ditenggelamkan, Independence ada pada ambang radiasi setara dengan rata-rata radiasi sinar X,” kata Delgado. Apapun yang berpotensi menjadi masalah tersimpan dalam drum-drum baja dan beton jauh di dalam kapal, jelasnya lagi.
“Reruntuhan ini menjadi salah satu terobosan dalam ilmu pengetahuan, bukan hanya ukuran lautannya tapi juga apa yang ada di dalamnya,” kata Delgado.
Perincian ekspedisi dan dokumen-dokumen yang telah dibuka diterbitkan secara daring dalam Journal of Maritime Archaeology edisi 21 April 2016.