Top 3: Jadi Guru, Mimpi Besar Yuyun yang Kandas di Tangan 14 ABG

Saat itu Yuyun mengatakan akan mengabdikan diri di SMPN 5 Satu Atap yang hanya memiliki 30 siswa.

oleh Eka HakimAhmad YusranYuliardi Hardjo Putro diperbarui 06 Mei 2016, 19:25 WIB
Kepada polisi, para ABG yang memperkosa Yuyun mengaku sering menonton film porno di rumah.

Liputan6.com, Palembang - Guru Yuyun, Teguh Putrajaya mengungkapkan mimpi siswinya yang telah tewas diperkosa dan dibunuh oleh 14 pemuda ABG.

Mimpi itu dilontarkan saat mereka bercakap-cakap di rumahnya di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Bengkulu. Saat itu Yuyun mengatakan akan mengabdikan diri di SMPN 5 Satu Atap yang hanya memiliki 30 siswa.

Mimpi besar bocah berusia 14 tahun itu berhasil menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Jumat (6/5/2016).

Dua berita lainnya yang tak kalah diburu adalah ayah pembanting anak kandung hingga tewas di Makassar dan liburan panjang di lembah Gunung Mulut Tuhan.

1. Mimpi Besar Yuyun Kandas di Tangan 14 Pemuda

Peristiwa pemerkosaan Yuyun membuka mata kita semua akan bahaya kekerasan seksual yang mengancam perempuan sudah begitu nyata!

Tuntutan 10 tahun penjara bagi tujuh remaja pemerkosa sekaligus pembunuh Yuyun (14), siswi SMPN 5 Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, disayangkan sang guru, Teguh Putrajaya.

Ia mengaku kecewa dan tidak bisa berbuat apa-apa setelah mendengar tujuh dari 14 pelaku pemerkosaan dan pembunuhan itu hanya dituntut 10 tahun penjara.

"Sangat tidak sebanding dengan perbuatan kejam yang mereka lakukan. Tuhan itu tidak tidur. Saya yakin Tuhan yang akan menghukum para pembunuh itu," ujar Teguh

Di sela-sela kesedihannya, Teguh mengungkapkan bahwa almarhum siswinya itu menyimpan mimpi besar. Bocah berusia 14 tahun itu ingin memberantas kebodohan dengan menjadi seorang guru.

Selengkapnya...

2. Ayah Pembanting Anak di Makassar Berburu Batu Mustika Lipan

Jamaluddin juga mengakui selama ini, ia sudah memiliki banyak mustika dan telah menyatu ke tubuhnya.

Dengan cara dibanting dan dipukuli benda tajam, Jamaluddin (34), warga Jalan Kampung Bulu-bulu RW 01/RT 05 Bangkala Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar tega menghabisi nyawa anak kandungnya Alib yang masih berusia enam tahun.

Tim reaksi cepat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan banyak kelainan yang dialami Jamaluddin. Salah satunya, Jamaluddin mengakui sering mencari batu akik bertuah.
Bahkan dirinya terobsesi untuk mencari lebih banyak batu akik secara gaib. 

"Ada mustika penarik daya tarik agar disukai wanita serta ada juga yang dapat membuat dirinya hebat tak ada takut. Tapi semuanya ada dalam tubuh saya nanti dapat digunakan kalau saya bertafakur," ucap Jamaluddin.

Namun ia menampik jika dikatakan sering membawa anaknya, Alib, jika hendak bersemedi atau bertapa di sebuah bukit.

Mengenai alasan ia membunuh anaknya, Alib, Jamaluddin mengaku sama sekali tidak tahu karena saat itu dirinya sedang dimasuki oleh roh gaib.

Selengkapnya...

3. Libur Panjang, Lembah 'Gunung Mulut Tuhan' Banjir Petualang

Sekelompok pendaki di Lembah Ramma, perbukitan di lereng Gunung Bawakaraeng, Gowa, Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Libur panjang kali ini banyak dimanfaatkan banyak keluarga mapun perseorangan untuk berlibur ke tempat-tempat wisata.

Selain mengunjungi tempat wisata populer di daerahnya masing-masing atau wisata edukasi, ada pula sebagian yang menjadikan Lembah Ramma, yang terletak di perbukitan kaki Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan sebagai tempat untuk menghabiskan liburan panjang kali ini.

Mereka adalah sekelompok pendaki yang tergabung dalam kelompok pencinta alam se-Indonesia yang mulai mendaki kaki Gunung Bawakaraeng sejak Kamis, 5 Mei 2016.

Bagi masyarakat setempat, sebutan Bawakaraeng mempunyai makna tersendiri. 'Bawa' dimaknai sebagai mulut, sedangkan 'Karaeng' adalah Tuhan.

Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan yang berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Selengkapnya...

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya