Pemerintah Kabupaten Ingin Pangkas Perdagangan Lewat Singapura

Aplikasi online mampu memotong mata rantai yang selama ini harus melewati Singapura.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Mei 2016, 21:20 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT, Tanjung Priok, Jakarta (10/11). Badan Pusat Statistik menyebutkan kinerja ekspor Indonesia pada kuartal III 2015 minus 0,69 persen dan impor minus 6,11 persen dibanding tahun lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Asosias‎i Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) akan membuat aplikasi online supaya investor bisa langsung melihat potensi daerah. Rencananya, aplikasi online tersebut akan diluncurkan pada 2017.

Ketua Apkasi Mardani H Maming mengatakan, dengan aplikasi tersebut maka investor dengan mudah mencari produk yang dia inginkan tanpa harus melewati Singapura. Dia bercerita, pada waktu pertemuan di Turki, justru produk Turki yang dipamerkan berasal dari Indonesia.



"Dan ada suatu kejadian yang lucu dimana Turki mengenalkan produknya, kopi, dimana kopi itu ke salah satu bupati, dan juga kopi itu dia beli dari Singapura. Ternyata Bupati setelah meminum dia tahu bahwa kopi itu diambil dari kabupaten dia. Jadi Singapura mengambil kopi dari Indonesia, dijual ke Turki, Turki jual lagi ke Eropa," jelas dia, Jakarta, Sabtu (7/4/2016).

Apkasi pun menyayangkan hal tersebut. Bahkan, dia bilang hampir sebagian produk Indonesia justru dijual lewat Singapura. "Hampir semua produk kita dikirim ke Singapura, tapi sudah bukan berlabel Indonesia lagi, tapi diambil oleh Singapura," ujar dia.

Dengan aplikasi ini dia berharap akan mempermudah pemasaran produk daerah. Selain itu, mampu memotong mata rantai yang selama ini harus melewati Singapura.

‎"Menurut saya ke depan mudah-mudahan dengan adanya online yang kita siapkan di mana produk-produk antar daerah bisa kita kenalkan ke negara lain. Sehingga kita bisa memotong mata rantai, di mana Singapura mengambil produk kita," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya