Liputan6.com, Jakarta- Kekalahan 0-2 di kandang Lazio, Stadion Olimpico Roma, pada giornata 36 Liga Italia Serie A, (01/05/2016), membuat peluang Inter berlaga di Liga Champions musim depan pupus.
Sejak awal musim Presiden Inter Erick Thohir dengan tegas menargetkan lolos ke Liga Champions Eropa. Selain demi mengangkat prestasi tim, tiket Liga Champions juga masuk pada financial planning Inter guna menambah income tim. Target tiga besar untuk bisa meraih tiket Liga Champion-pun kini tinggal kenangan.
Baca Juga
- Jose Mourinho Sanjung Bek Madrid
- Liverpool Salip MU Dalam Perburuan 'Ronaldo dari Belanda'
- Pedrosa Sepakat Hengkang ke Yamaha?
Advertisement
Tiga poin atas Lazio tidak bisa ditawar, sayangnya Inter gagal memanfaatkan peluang yang ada. Mereka bermain buruk sepanjang pertandingan. Bahkan Pelatih Inter Roberto Mancini mengatakan bahwa pada 20 menit pertama pertandingan tersebut merupakan permainan terburuk Inter musim ini yang pernah dia saksikan.
Sedangkan Lazio dengan pelatih baru-nya Simone Inzaghi tampil apik dan mendominasi pertandingan. Lazio menunjukkan organisasi yang amat baik, kombinasi kekuatan fisik dan mental. Banyak tifosi Lazio berangan-angan seandaianya saja Simone datang lebih awal.
Kembali ke Inter, squadra Nerazzurra memiliki prestasi tandang yang amat buruk. Pada 9 partai tandang terakhir, Inter kemasukan setidaknya 1 buah gol setiap pertandingan dan hanya meraih 6 poin, dengan 5 kekalahan, 3 kali imbang dan hanya 1 kali menang atas Frosinone. Kondisi ini sungguh hal yang memalukan dan di luar nalar bagi tim sekaliber Inter. Sementara prestasi kandang Inter terbilang baik, dengan meraih 18 poin dari 21 poin maksimal yang bisa diraih.
Selain itu, pada Seria A musim 2015/2016 ini, Inter mendapat begitu banyak kartu merah. Dengan kartu merah yang didapat Jeison Murillo pada pertandingan melawan Lazio kemarin, maka Inter menggenapi koleksi kartu merah menjadi 11 hingga saat ini. Mereka merupakan tim dengan koleksi kartu merah terbanyak setelah Atalanta.
Masalah Lama
Apa penyebab gagal-nya Inter lolos ke zona Liga Champion Eropa? Jawabannya adalah masih masalah lama yang sejak awal dihadapi Inter, termasuk ketika masih dilatih oleh Walter Mazzari.
Inter tidak memiliki personalitas dan karakter di lapangan, motivasi tim-pun lemah. Ketika kadang mereka mampu memaksimalkan motivasi dan kinerja maka beberapa hasil positif-pun diraih, sayangnya La Beneamata tidak memiliki kestabilan dan kontinuitas, sehingga nampak jatuh bangun pada kompetisi Serie A musim ini. Disamping itu, kedisiplinan dan keseriusan beberapa pemain pada latihan juga kurang maksimal, seperti Stevan Jovetic yang sempat kurang berlatih dengan baik.
Rotasi yang terlalu sering oleh Roberto Mancini juga menjadi salah satu alasan ketidaksetabilan kinerja tim. Para pemain yang bahkan sering kali tidak melakukan dan memberikan yang terbaik bagi tim, tidak menunjukkan kinerja maksimal, relasi yang kadang kurang baik antara beberapa pemain dengan pelatih juga menjadi faktor lemahnya Inter pada kompetisi ini.
Kehadiran rutin secara fisik sosok Presiden tim sebenarnya menjadi hal yang amat fundamental, terutama ketika tim berada pada masa-masa sulit. Dengan seorang Presiden yang mendampingi tim, mengontrol tim, sering memberikan motivasi secara langsung kepada tim akan membuat perbedaan bagi tim ke arah yang lebih positif.
Dan melihat prestasi Inter musim ini, sepertinya sang presiden musti berbelanja cukup banyak musim depan, menilik beberapa pemain yang tampil mengecewakan musim ini.
Kini Serie A hanya menyisakan dua pertandingan terakhir, yaitu giornata ke 37 dan ke 38, Inter akan menghadapi Empoli di kandang pada tanggal 7 Mei mendatang dan pertandingan terakhir merupakan pertandingan tandang kontra Sassuolo.
Inter berada di posisi ke 4 klasemen Liga Italia dengan 64 poin, sementara Fiorentina pada posisi ke 5, dengan 60 poin. Posisi ke 4 klasemen harus diamankan, secara matematis Fiorentina masih mungkin melewati Inter dengan catatan, kubu La Viola memenangkan seluruh pertandingan yang tersisa dan Inter setidaknya 1 kali kalah dan 1 kali imbang.
Dengan begitu, Inter wajib memberikan yang terbaik pada dua pertandingan terakhir musim 2015/2016 ini. Namun begitu Inter telah berhasil mengantongi tiket Europe League musim 2016/2017. Setidaknya hal ini merupakan sedikit peningkatan prestasi dibanding musim 2015/2016 dimana Mauro Icardi cs bahkan tidak berlaga sama sekali di kancah Eropa.