Hawila, Bocah yang Pertama Capai Garis Finis Safari Run 2016

Hawila Sabat Intan Sari, 8 tahun, menjadi peserta perempuan pertama yang berhasil mencapai garis finis ajang lari 5 km "Safari Run 2016".

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Mei 2016, 15:15 WIB
Hawila Sabat Intan Sari, 8 tahun, menjadi peserta perempuan pertama yang berhasil mencapai garis finis ajang lari 5 km "Safari Run 2016".

Liputan6.com, Jakarta Hawila Sabat Intan Sari, bocah berumur delapan tahun, menjadi peserta perempuan pertama yang berhasil mencapai garis finish ajang lari lima kilometer "Safari Run 2016" pada Minggu (8/5/2016) pagi.

Capai dan lelah sudah pasti namun Hawila merasa senang karena ia berhasil mendapat medali pertama setelah lebih dari dua kali mengikuti ajang serupa. Bahkan, menurut penuturan sang kakek yang ikut lari bersama Hawila, Darman (48), bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu pernah mengikuti ajang lari 10 kilometer di Surabaya dengan peserta mayoritas berusia dewasa.

"Di ajang itu dia memang tidak dapat medali apa-apa, karena saat itu masih permulaan," kata Darman kepada Health-Liputan6.com pada Minggu (8/5/2016). Baru setelah itu, Hawila dan Darman kembali mengikuti ajang lari lima kilometer di Sidoarjo dan Kejapanan, Pasuruan.

Darman memang bukan seorang pelari profesional. Darman hanya orang biasa yang menyukai acara olahraga. Bila ada sang cucu yang mau bergelut di dunia olahraga, Darman dengan senang hati mendukung. Dan kalau punya uang lebih, Darman tidak sungkan membelikan sepatu baru agar sang cucu lebih semangat berlatih dan "siap tempur".

Ia pertama kali mengetahui bahwa Hawila menyenangi olahraga lari dari guru olahraga. Sang guru selalu menyarankan Darman agar Hawila dimasukkan ke dalam kursus yang berkaitan dengan lari. "Akhirnya Hawila saya masukkan ke atletik. Satu minggu sekali dia latihan atletik," kata Darman.

Hawila mengaku senang sekali dapat mengikuti ajang "Safari Run 2016", karena ia juga dapat melihat sejumlah satwa dari dekat. Mulai dari Gajah Sumatera, Unta Punuk Satu, Kuda Nil, Eland, Watusi, Jerapah, Burung Unta, dan Jenjang Mahkota. "Paling senang waktu lewat di depan gajah. Ternyata gajah beneran besar," kata Hawila dengan polosnya.

Ya, Safari Run 2016 memang memiliki konsep yang berbeda dari ajang lari sejenis. Memang, pelari sekarang selalu membawa tongkat narsis, gawai, dan kamera agar dapat foto-foto narsis yang nantinya dapat diunggah ke media sosial. Namun, pada Safari Run 2016, ajang lari milik Taman Safari Indonesia 2 Prigen yang telah memasuki tahun kedua, peserta dapat berfoto bersama dengan satwa-satwa seperti yang dikemukakan Hawila tadi.

Jalur yang dilewati peserta tidak sekadar jalanan lurus, melainkan menanjak. Kami yang ikut menjadi peserta, turut merasakan lelah yang juga dialami para peserta, termasuk Hawila. Di beberapa titik yang menanjak, laju lari kami pelankan dan diganti dengan jalan santai. Sensasinya juga berbeda. Meski menanjak, kami tidak merasa kelelahan karena udara yang sejuk membuat kami semangat untuk terus berlari sampai ke garis finish.

Dari pantauan kami, kurang lebih ada 500 orang yang menjadi peserta ajang Safari Run 2016.

Darman dan Hawila akan kembali mengikuti Safari Run tahun depan jika memang diadakan. Menurut Darman, jarang sekali lari di tempat yang penuh satwa seperti pagi ini. Khususnya buat anak-anak, ajang lari seperti ini sangat bagus sekali.

Hawila dan peserta pria yang duluan mencapai garis finis berhak membawa pulang sejumlah hadiah berupa tiket dari Citilink, piala, piagam, sepatu, dan uang tunai jutaan rupiah.

I Ketut Gunarta, General Manager Taman Safari Indonesia 2, mengatakan, ada pun tujuan diadakannya ajang lari yang bertajuk "How Close You Run with Animals" agar para pelari dapat merasakan rute yang tidak biasa. Di sini pelari juga dapat ikut melestarikan satwa-satwa yang ada di Indonesia. Sekalian agar kita sebagai manusia tidak sembarangan dalam memperlakukan satwa-satwa yang ada di sekitar kita.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya