Terancam Denda, Jakmania Evaluasi Duel Persija Vs Semen Padang

Meski dilarang, The Jakmania masih bisa selinapkan flare ke dalam stadion saat Persija vs Semen Padang.

oleh Risa Kosasih diperbarui 09 Mei 2016, 09:52 WIB
Meski dilarang, The Jakmania masih bisa selinapkan flare ke dalam stadion saat Persija vs Semen Padang.

Liputan6.com, Jakarta - Gol semata wayang Persija Jakarta pada laga melawan Semen Padang, Minggu (8/5/2016) tadi malam mengantarkan Macan Kemayoran meraih 3 poin penuh di kandang.

Dalam pekan kedua Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo ini, Persija bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, dan disaksikan sekitar 80 ribu pasang mata The Jakmania, suporter tuan rumah.

Baca Juga

  • Penalti Ismed Bawa Persija Menang Atas Semen Padang
  • Enrique: Kami Lebih Layak Juara La Liga
  • Rumor Duet dengan Rossi, Begini Reaksi Pedrosa

Usai kapten Ismed Sofyan mencetak gol dari titik putih di babak kedua, beberapa kembang api dan suar (flare) sempat menyala di beberapa titik tribun.

Padahal, operator liga, PT Gelora Trisula Semesta telah membuat regulasi berupa larangan tegas dan denda menyangkut penggunaan benda-benda ini. Tuan rumah dapat dikenakan sanksi sebesar Rp 10 juta bila terbukti kecolongan dengan ulah penontonnya.

"Sudah kita himbau dari seminggu ini tapi kenyataannya memang ada di beberapa titik yang menyala. Kita sadar diri, dan akan kita evaluasi buat laga berikutnya," kata Ketua Umum The Jakmania, Richard Ahmad kepada wartawan, Minggu (8/5) malam di sela-sela laga.

Richard mengaku sosialisasi regulasi PT GTS tersebut dilakukan  melalui media sosial hingga menjangkau langsung ke masing-masing koordinator wilayah (korwil). Dia mengevaluasi akan ada spanduk, dan selebaran atau flyer untuk menambah kesadaran fans Persija dalam menonton pertandingan yang aman dan tertib.

"Kita sama-sama mengoreksi. Pihak keamanan juga kecolongan karena animo menonton The Jak yang tinggi," katanya.

"Tiket 50 ribu sudah ludes dan meluber jadi 80 ribu. Satu layar lebar di luar juga tidak cukup. Kami tunggu data yang dikumpulkan GTS dan keputusan dendanya seperti apa," kata Richard.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya