Senjata Makan Tuan Amokrane, Si Petarung Pembunuh Polisi Bali

Ia tertusuk saat bergelut dengan Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta yang menjadi korbannya.

oleh Dewi Divianta diperbarui 09 Mei 2016, 22:40 WIB
Senjata Makan Tuan Amokrane

Liputan6.com, Denpasar - Penyebab kematian Amokrane Sabet, mantan atlet Mixed Martial Arts (MMA) asal Prancis tenyata bukan akibat terjangan peluru polisi yang hendak menjemput di vilanya di kawasan Canggu, Kuta Utara, Bali. Ibarat senjata makan tuan, ia tewas tertusuk pisaunya sendiri.

Ia tertusuk saat bergelut dengan Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta yang menjadi korbannya. Sang polisi juga tewas ditusuk sebanyak delapan kali oleh bule yang terkenal sering membuat onar itu.

Kapolda Bali Irjen Sugeng Priyanto mengatakan, jika Amokrane tewas bukan karena timah panas anggotanya. "Luka sabetan benda tajam di lehernya yang menyebabkan putusnya pipa udara dan darah masuk ke paru-paru," kata Kapolda di Mapolda Bali, Senin (9/5/2016).

Menurut Sugeng, pada awal kejadian, polisi melepaskan peluru karet ke pria berbadan tinggi kekar tersebut. Sedikitnya terdapat 24 peluru karet yang dilepaskan polisi. Baru setelahnya, polisi menggunakan peluru tajam.

Meski menggunakan peluru tajam, Amokrane justru tewas lantaran tertusuk pisau yang dibawanya sendiri. Tusukan itu diduga dilakukan Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta, yang terlibat pergumulan dengan Amokrane.

Sudiarta tewas dengan delapan tusukan di sekujur tubuhnya. Sedikitnya Amokrane terkena tiga tusukan di antaranya di dada, di ketiak sebelah kiri hingga mencapai punggung dan tusukan di bagian leher.

Fakta itu dibenarkan Kepala Bagian Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Ida Bagus Putu Alit. Alit menyebut hilangnya nyawa Amokrane akibat sabetan di lehernya. Sementara, luka tembakan yang tersebar di sekujur tubuh pria berkepala plontos itu bukan penyebab kematian korban.

"Luka sabetan fatal terdapat pada bagian leher yang menyebabkan korban meninggal dunia," ucap Alit.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya