Liputan6.com, Jakarta- Tanggal 9 Mei tahun 1945 merupakan salah satu momen paling bersejarah bagi Rusia dan sejumlah negara pecahannya. Pada hari itu, Nazi Jerman menyerahkan diri melalui surat pernyataan resmi yang ditandatangani di ibukota Jerman, Berlin.
Hal tersebut menandakan berakhirnya Perang Dunia II dan dimulainya Hari Kemenangan Uni Soviet yang disebut ‘Victory Day’.
Baca Juga
Advertisement
Kedutaan Rusia di Jakarta pun menggelar perayaan Victory Day Rusia yang ke-71, Senin (9/5/2016) pagi tadi di Pusat Kebudayaan Rusia yang berlokasi di Jalan Diponegoro, Menteng.
"Tema perayaan Victory Day kali ini adalah ‘immortal regiment’ . Jadi fokusnya bukan merayakan, namun melancarkan aksi kampanye untuk mengenang para pahlawan Rusia yang menjadi korban perjuangan melawan Nazi saat Perang Dunia II," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin kepada Liputan6.com.
Dubes Galuzin menjelaskan, bahwa warga Rusia di Jakarta yang hadir dalam perhelatan tersebut masing-masing membawa foto seorang pahlawan yang gugur ketika berperang.
Perayaan serupa juga digelar di 40 negara lainnya.
"... Pada hari peringatan kali ini setiap warga negara Rusia yang tinggal di sini menenteng foto setiap pahlawan yang dulu berpartisipasi, dalam salah satu perang paling parah sepanjang sejarah," lanjut Galuzin.
Bahaya Hitler
Selain memperingati para pahlawan, Dubes Galuzin juga menggunakan kesempatan ini untuk memberikan peringatan kepada masyarakat dunia akan keberadaan dan bahayanya kelompok-kelompok tertentu di wilayah Eropa -- yang merupakan penerus dari grup SS Einsatzgruppen atau Pasukan Khusus Nazi.
"Sejumlah kelompok berisikan individu mantan pengikut SS berkeliaran di beberapa lokasi di wilayah Eropa. Kita tidak bisa diam begitu saja melihat mereka dipuja dan jumlah anggota bisa bertambah, itu sangat bahaya,”"tuturnya.
Menurut Dubes Galuzin, kelompok-kelompok seperti itu yang mampu menuai konflik dan menciptakan peperangan. Ia menerangkan,bahwa Nazi awalnya lahir dari hal-hal seperti ini, pergerakan aktivis yang lama-lama menguat dan tidak bisa dikontrol.
"Sekarang bukanlah waktunya untuk mengingat sang pencipta peperangan, Adolf Hitler, tetapi untuk mengapresiasi para pelopor ide perdamaian pada saat itu seperti Joseph Stalin, Franklin Delano Roosevelt, Winston Churchill dan Charles de Gaule," bebernya saat ditanya mengenai kematian Hitler.
Galuzin juga menjelaskan, bahwa setelah pembebasan Berlin dari cengkeraman Nazi, Uni Soviet melakukan investigasi untuk menguak apa yang terjadi pada sang diktator sebenarnya pada saat itu.
"Yang saya ketahui ia tewas karena bunuh diri," Tutup Dubes Galuzin.
Saksikan video berikut: