7 Tersangka Teroris Serangan Brussel dan Paris Jalani Persidangan

16 tersangka telah didakwa berhubungan dengan jaringan teroris, sembilan di antaranya masih menjadi buronan.

oleh Citra Dewi diperbarui 09 Mei 2016, 19:15 WIB
Suasana saat operasi anti-terorisme di Kota Verviers, Belgia. (CNN)

Liputan6.com, Brussels - Polisi membongkar jaringan teroris ketika melakukan penyergapan di sebuah rumah di Verviers, Belgia timur, pada Januari 2015.

Meskipun 16 tersangka telah didakwa berhubungan dengan jaringan teroris, sembilan di antaranya masih menjadi buronan.

Jaksa yakin bahwa kelompok tersebut dibawa oleh Abdelhamid Abaaoud, seorang pemimpin kelompok yang melakukan serangan di Paris pada 13 November.

Polisi meyakini Abdelhamid Abaaoud telah memberi arahan kepada kelompok di Verviers melalu telepon dari Yunani.

Baaoud sendiri meninggal dalam baku tembak, sehari setelah serangan di Paris yang menewaskan 130 orang.

Sebanyak 7 orang menjalani persidangan yang dilakukan pada Senin, 9 Mei 2016, dan rencananya akan berlangsung selama seminggu.

Pengadilan yang berlangsung di Brussel dijaga dengan ketat. Bahkan pengacara dari dua tersangka mengeluh karena tak bisa berbicara dengan kliennya akhir-akhir ini akibat adanya serangan di penjara Belgia.

Empat orang tersangka, Marouane El Bali, Souhaib El Abdi, Mohamed Arshad, dan Omar Damache, telah ditahan. Mereka dituduh membentuk organisasi teror. Sementara 3 lainnya telah dengan jaminan.

Dikutip dari BBC, Senin (9/5/2016), Marouane El Bali juga dituduh melakukan percobaan pembunuhan karena menembak polisi dalam penggerebekan. Namun pengacaranya berkata bahwa ia menyangkal dengan keras.

Pria berumur 26 tahun tersebut, ditangkap pada 15 Januari ketika polisi melakukan penyergapan di Verviers, sementara dua tersangka lainnya tewas.

Jaksa menyebutkan bahwa kelompok tersebut baru kembali dari perang di Suriah dan siap untuk melakukan serangan. Berdasarkan keterangan polisi, sebuah tempat persembunyian bahan peledak dan senjata ditemukan di dalam gedung.

Penyergapan itu berlangsung seminggu setelah teroris menyerang kantor majalah kontroversial Charlie Hebdo di Paris yang menewaskan 12 orang.

Jaksa Belgia berkata bahwa jaringan tersebut berencana untuk melakukan serangan ke polisi. Namun, seorang komandan operasi khusus Prancis berkata kepada kepada media baru-baru ini bahwa mereka berencana untuk menculik dan membunuh seorang pejabat tinggi Belgia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya