Peserta Magang RI ke Jepang Bisa Raih Gaji Rp 10 Juta

Ada sekitar 37.012 pemuda Indonesia telah mengikuti program magang ke Jepang sejak 1993.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Mei 2016, 10:56 WIB
Dalam kunjungan kerja ke Makassar, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mengunjungi sebuah pabrik dan berdialog dengan para Buruh

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) setiap tahun mengirim para peserta magang Indonesia ke Jepang. Langkah ini untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

Selain mendapatkan pengalaman, pendapatan yang diterima oleh para peserta magang ini pun terhitung besar, yaitu mencapai Rp 10,2 juta per bulan.

‎Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, per Februari 2016, sekitar 5.774 orang Indonesia telah melaksanakan program magang di Jepang melalui kerja sama Kemnaker dengan IM Japan. ‎

Terhitung sejak dimulainya kerja sama pada 1993, sudah 37.012 orang pemuda dari seluruh Indonesia yang dilatih. Sekitar 31.073 orang yang berhasil menyelesaikan program dan kembali ke tanah air.

"Program magang di Jepang ini bertujuan meningkatkan kompetensi pemuda Indonesia di bidang industri, meningkatkan keterampilan kerja,menambah wawasan ilmu pengetahuan serta meningkatkan etos kerja," ujar dia di Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Hanif menjelaskan, sebelum berangkat magang ke Jepang, para calon peserta mengikuti berbagai program pelatihan yang dapat disesuaikan minat dan bakat peserta, diantaranya adalah mekanik, ahli elektronik, las listrik, bangunan, perkayuan, pabrik makanan dll.

"Selama bekerja magang di Jepang, para peserta magang juga dilindungi oleh asuransi dan jaminan kesehatan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan di Jepang. Selain itu mereka pun mendapatkan penghasilan/gaji secara rutin," kata dia.

Untuk tahun pertama, peserta magang mendapat gaji magang 80.000 yen (atau setara Rp 8,2 juta) per bulan. Selanjutnya untuk tahun kedua akan mendapatkan gaji magang 90.000 yen (atau setara Rp 9,2 juta) yen dan tahun ketiga 100.000 yen (atau setara Rp 10,2 juta). "Dan setelah lulus program pemagangan akan diberi uang bantuan permodalan," ujar dia.

Meski mendapat gaji yang besar, namun menurut Hanif tidak boleh disalah artikan sebagai pengiriman tenaga kerja ke luar negeri yang berorientasi mendapatkan penghasilan/gaji yang tinggi.

Dia mengungkapkan, pelatihan kerja dengan pola magang luar negeri dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kemampuan SDM Indonesia mendekati standar kompetensi industri multinasional agar mampu berdaya saing di pasar kerja global.

"Sekembalinya ke Indonesia, peserta pemagangan bisa berwirausaha atau bekerja di perusahaan dan diharapkan mampu menularkan kebiasaan positif berupa etos kerja dan kompetensi yang tinggi sebagai kontribusi kepada perusahaan tempat mereka bekerja," tutur dia. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya