Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengawali sidang paripurna kabinet dengan nada kecewa. Jokowi kecewa dengan penyerapan anggaran kuartal I 2016 rendah sehingga pertumbuhan ekonomi hanya 4,92 persen. Karena itu, semua kementerian harus mempercepat belanja.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, awal tahun anggaran umumnya memang mengalami penurunan penyerapan anggaran. Rendahnya penyerapan karena proyek yang akan dilaksanakan masih dalam proses tender dan belum pelaksanaan.
"Ya memang awal tahun ini kan seperti diumumkan oleh BPS kan terjadi penurunan. Nah salah satunya memang karena banyak pada beberapa kementerian dia punya penyerapannya masih rendah, tapi itu dapat dipahami karena selalu awal tahun itu dalam proses tender," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
"Tapi jangan lupa pertumbuhan triwulan I ini lebih baik daripada triwulan I tahun sebelumnya. Tapi memang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan akhir tahun lalu," imbuhnya.
Salah satu penyebab penurunan penyerapan anggaran adalah karena aturan harus ada anggaran baru bisa menjalankan proyek. Sejauh ini baru Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPERA) yang memiliki penyerapan dan perencanaan proyek paling baik.
"PU yang bagus. Tapi hal-hal lainnya masih butuh waktu. Jadi karena PU sudah menyiapkan proyeknya jauh-jauh sebelumnya, jalan diperpanjang atau macam-macam. untuk jalan-jalan lain-lainnya kementerian belum punya perencanaan yang sebaik PU," jelas JK.
Meski mengalami penurunan, JK yakin kondisi berubah pada kuartal II. Sehingga penyerapan anggaran jauh lebih baik dari kuartal I.
"Oh iya tentu optimis karena program pemerintah proyek-proyek itu hampir sudah jalan, semua sudah tender semua," pungkas JK.