Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Apartemen Sudirman Mansion sangat keberatan dengan kegiatan malam di bar Lucy In The Sky.
Tenant Relation Manager Sudirman Mansion Dian Nestika mengungkapkan, dentuman musik yang sangat keras dan menggetarkan kaca apartemen membuat penghuni harus mengungsi ke hotel setiap akhir pekan.
"Penghuni di sini merasa keberatan kalau Lucy In The Sky mengadakan party setiap akhir pekan. Jumat, Sabtu, Minggu dan itu penghuni sini harus mengungsi ke hotel. Itu rutin banget. Jumat itu mereka sudah bawa koper karena tahu Lucy In The Sky akan berisik banget," ujar Dian di Sudirman Mansion, Jakarta Selatan, Selasa (10/5/2016).
Dia mengatakan, protes keberatan terhadap volume musik Lucy In The Sky yang terlalu keras sudah dilayangkan sejak 2012 lalu. Pihaknya juga sudah meminta pengurus wilayah setempat (RT, RW dan kelurahan) sampai ke Gubernur DKI Jakarta untuk menertibkan Lucy In The Sky yang bising.
"Kita komplain dari 2012. Ini (pemasangan spanduk) sudah komplain kita paling keras. Kita selama ini sudah lapor ke lurah, RT, RW sampai Gubernur, pokoknya instansi-instansi terkait lah," jelas Dian.
Baca Juga
Advertisement
Protes tersebut selama ini selalu berujung perundingan di meja kelurahan dengan solusi Lucy In The Sky bersedia mengecilkan volume musiknya menjelang tengah malam.
Hal itu, memang dipenuhi Lucy In The Sky. Tapi hanya bertahan dua atau tiga hari. Setelah itu, Lucy In The Sky kembali 'berulah'.
"Kita sudah tiga kali somasi, dipertemukan sama lurah, ada kesepakatan di atas jam 10, 11 Lucy nggak boleh berisik dan itu hanya sembuh dua sampai tiga hari doang. Ke sananya kumat lagi berisiknya," tandas Dian.