Liputan6.com, Jakarta - Lokalisasi Kolong Jembatan atau yang lebih dikenal Koljem di Cilincing, Jakarta Utara boleh hilang. Tapi bukan lantas aksi kejahatan lain di lokasi tersebut raib.
Dari laporan sejumlah warga yang sering melintas di lokalisasi tersebut menyebutkan, begal kerap beraksi di Kolong Jembatan. Mereka kebanyakan remaja.
Jajaran Reskrim Polsek Cilincing akhirnya membekuk lima begal di Kolong Jembatan. Mereka adalah Rahmat Riyadi alias Ambon, Endang S, Yosep alias Asep, Nuryanto alias Black, dan Jamaludin.
Mereka tertangkap setelah merampok warga pada Senin 2 Mei atau pekan lalu, sekitar Pukul 01.00 WIB.
"Pelaku ini memang pentolan dari Cafe Koljem. Mereka dulu meminta uang parkir ke pengunjung secara paksa," kata Kapolsek Metro Cilincing Komisaris Muhammad Supriyanto di kantornya, Jakarta Utara, Selasa (10/5/2016) sore.
"Merampas motor dan harta benda milik korban yang selisih paham dengan pelaku. Warga situ banyak resah. Nodong, mabok," sambung dia.
Dalam aksinya terakhirnya, Rahmat bersama komplotannya mencegat korbannya Johan Halue dan Darmawan Sabi alias Iwan saat ingin pulang. Di antaran mereka ada yang membawa badik panjang.
"Saat mau pulang dan pas melintas di jembatan pelaku hadang korban. Terus para pelaku langsung ngeroyok korban. Korban luka lebam di sekujur tubuh dan sempat pingsan sesaat," ujar Sutriyono.
Saat korban pingsan, mereka mengambil harta berharga milik korban seperti sepeda motor Honda Revo bernomor polisi B 6532 UVW. Begitu juga dompet dan telepon genggam milik korban.
"Pelaku ini merupakan residivis tindakan pembegalan yang biasa beraksi di daerah Cilincing. Lima pelaku ini tak segan-segan menganiaya dan menghilangkan nyawa korbannya yang coba melawan," jelas Sutriyono.
Hasil pemeriksaan sementara, pembegalan ini ternyata dampak peristiwa cekcok sebelumnya. Di mana, dua korban tersebut sebelumnya mendatangi komplotan begal ini, untuk menanyakan perihal telepon genggam yang hilang waktu lalu.
"Saat itu korban Johan hendak menemui kelima pelaku untuk mengkonfirmasi dan meminta HP milik temannya Iwan, yang diambil paksa pelaku saat mengunjungi salah satu cafe di Koljem.
"Tidak terima, para begal yang sedang nongkrong di Koljem emosi. Sempat adu mulut dulu. Usai adu mulut, korban dan para pelaku berpisah. Korban mengarah pulang dan terjadilah pencegatan," sambung Sutriyono.
Foya-foya
Para begal ini biasanya menjual sepeda motor hasil kejahatannya ke penadah yang tinggal di daerah Taruma Jaya, Bekasi, Jawa Barat. Biasanya, mereka menjual dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Sedangkan hasilnya untuk berfoya-foya.
"Motor hasil curian dijual dengan harga Rp 1,5 juta. Hasil curian mereka bagi rata untuk berfoya-foya dan minum minuman beralkohol di tempat nongkrong mereka," terang Supriyanto.
Baca Juga
Advertisement
Kanit Reskrim Polsek Cilincing Ajun Komisaris Andry Suharto mengatakan, lima begal ini tinggal berdekatan di Jalan Perjuangan, RT 03 RW 04 Kawasan Kolong Jembatan, Cilincing, Jakarta Utara.
Lima begal ini kerap menggunakan senjata tajam untuk menakut-nakuti korbannya. Mereka juga sering bembuat onar di sekitar wilayah Cilincing, dan memperlihatkan tubuh mereka yang penuh tato.
"Doyan mabok, sering ngerampok harta korban di jalan. Motor korban dirampas juga kayaknya nih. Doyan mabok, buat onar, bikin resah warga," tegas Andry.
Kini, lima begal ini mendekam di sel Polsek Metro Cilincing dan dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. "Ancaman hukuman pidana penjara di atas 5 tahun."
Membantah
Di antara begal, Jamaluddin mengaku baru kali ini membegal sepeda motor. Begitu pula dengan pengeroyokan kepada korban.
Jamaluddin mengaku sehari-hari bekerja sebagai nelayan itu mengatakan, dia emosi lantaran tidak terima saat dua korban mendatangi dan menuduh dia serta empat temannya mengambil HP korban.
"Baru satu kali. Itu dua korban mabok juga. Ganggu anak-anak lagi tidur. Minta-minta hape dan dompet. Katanya yang ngambil kita berlima. Ya emosi lah kita diganggu-ganggu. Bukan kita kok," kata dia.
Pernyataan serupa diungkapkan begal lainnya, Nuryanto alias Black yang mengaku baru kali ini membegal. Malahan, pria yang juga mengklaim bekerja sebagai nelayan ini, tak ada niat melukai dua korban tersebut.
"Saya juga nelayan. Tadinya baru selesai melaut, ngumpul di Koljem sama mereka berempat ini. Nah, datang kedua korban maksa minta HP dan dompet. Kita emosi, bangunin kita diseret-seret. Kita bogem aja pakai tangan kosong. Toh korbannya lagi mabuk juga," terang Nuryanto.