Liputan6.com, New York - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini terdorong oleh sentimen kenaikan harga minyak dan penguatan saham Amazon.com.
Mengutip Reuters, Rabu (11/5/2016), Indeks Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 222,44 poin atau 1,26 persen ke angka 17.928,35. Indeks S&P 500 menguat 25,70 poin atau 1,25 persen ke angka 2.084,39 dan mencatatkan level terbaik dalam dua bulan terakhir. Sedangkan indeks Nasdaq melonjak 59,67 poin atau 1,26 persen ke angka 4.809,88.
Saham Amazon melonjak 3,43 persen menuju rekor tertinggi yaitu US$ 703,07. Kenaikan saham perusahaan e-commerce ini menjadi pendorong terbesar penguatan indeks saham S&P 500 dan indeks Nasdaq.
Baca Juga
Advertisement
Perusahaan investasi Bernstein menaikkan target harga saham Amazon menjadi US$ 1.000, yang merupakan harga saham tertinggi di Wall Street. Dalam riset perusahaan tersebut, margin yang bisa dicetak oleh Amazon bakal meningkat cepat dari yang dibukukan saat ini.
Dalam indeks S&P 500, seluruh sektor pembentuk indeks berada di zona hijau dengan 7 sektor membukukan kenaikan di atas 1 persen yang dipimpin oleh kenaikan sektor energi. Faktor Pendorong adalah kenaikan harga minyak lebih dari 4 persen karena gangguan pasokan di Kanada.
"Saat ini pelaku pasar sedang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi," jelas CEO Longbow Asset Management, Tulsa, Oklahoma, As, Jake Dollarhide.
Ia melanjutkan, realisasi kinerja emiten pada kuartal I 2016 kemarin tidak seburuk yang diperkirakan. Oleh sebab itu menjadi pemicu semangat dari investor untuk kembali mengoleksi saham.
Bahkan saat ini para investor sudah memperkirakan bahwa kinerja emiten pada kuartal II 2016 ini bakal lebih baik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan membaiknya kinerja para emiten tersebut akan terus mendorong Wall Street ke angka yang lebih tinggi lagi.