Liputan6.com, Jakarta Meskipun sosok transgender mulai diterima di beberapa negara dunia, masih banyak di antara mereka yang mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari sekelilingnya. Seperti yang dialami oleh Lorren Grabarek, seorang pria transgender asal Selandia Baru.
Baca Juga
Advertisement
Lorren mengakui sakit hati karena perlakuan seorang tukar cukur dari Corner Barbershop di Auckland, Selandia Baru. Lorren lahir sebagai wanita, namun saat dewasa, ia memilih menjadi transgender non-binary atau seseorang yang tidak diidentifikasi sebagai pria maupun wanita. Dilansir dari Buzzfeed pada Rabu (11/5/2016), Lorren kini memilih untuk hidup sebagai seseorang dengan jenis kelamin netral.
Saat masuk ke Corner Barbershop, Lorren bertanya kepada salah satu pegawai wanita apakah ia bisa mencukur rambutnya. Sang pegawai pun menolak karena ia melihat Lorren masih sebagai wanita, sementara barbershop adalah tempat memotong rambut bagi pria.
Meskipun kaget dengan reaksi sang pegawai, Lorren masih menjelaskan bahwa ia ingin potongan rambut laki-laki dan dijawab dengan kalimat, "Ya, tapi Anda masih seorang wanita, betul?"
Lorren yang kaget dan kecewa dengan perlakuan pegawai barbershop tersebut kemudian meninggalkan tempat itu. Ia mengakui bahwa kejadian tersebut membuatnya merasa bahwa ia tidak bukan bagian dari masyarakat. "Sebagai seseorang yang berjenis kelamin netral, saya menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menentukan pakaian, gaya rambut dan gaya keseluruhan yang tidak akan memancing komentar orang," Lorren menuturkan. Sebenarnya perlakuan seperti ini bukan hal yang baru bagi Lorren, dimana ia sering mendapatkan tatapan sinis saat ia berada dalam toilet umum.
Pemilik dari Corner Barbershop, Laurel Hall, memberikan pernyataan bahwa barbershop mereka tidak pernah memotong rambut wanita. "Pegawai kami adalah tukang cukur untuk pria, bukan uniseks." Laurel menjelaskan.