Liputan6.com, Jakarta - Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal memastikan satu orang WNI yang jadi korban luka penembakan kelompok Abu Sayyaf sudah pulang ke Tanah Air.
WNI bernama Lambas Simanungkalit ini hampir disandera Abu Sayyaf 15 April 2016 lalu di Pantai Timur Sabah, Malaysia. Namun dirinya lolos dari penyanderaan, sementara 4 rekannya sempat ditawan sebelum dibebaskan pada hari ini.
"Satu yang tertembak dan dirawat di rumah sakit Tawau sudah pulang bersama istri dan satu orang dari perusahaan pagi ini," ucap Iqbal, di kantor Kementerian Luar Negeri, Rabu (11/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Pemulangan tersebut dilakukan menggunakan pesawat terbang komersial, Malaysia Airlines.
"Dipulangkan biasa, dengan pesawat terbang biasa. Tidak menggunakan pesawat ambulans normal saja," tutur Iqbal.
Iqbal menambahkan, sebenarnya korban awalnya direncanakan akan menjalani operasi. Namun, rencana tersebut dibatalkan karena kondisi yang bersangkutan mulai membaik.
"Kondisi stabil tadinya harus dioperasi tapi setelah direview tidak perlu operasi," imbuhnya.
Lambas dirawat di RS Tawau sejak tanggal 17 April, setelah sebelumnya dirawat sehari di RS Samporna. Ia mengalami luka cukup serius di bagian dada, akibat terkena pantulan tembakan ke kapal yang dilakukan oleh perompak yang mengaku sebagai Abu Sayyaf.
Atas arahan Menteri Luar Negeri, selama berada di Samporna dan Tawau Lambas mendapatkan bantuan dan pendampingan penuh dari Tim Perlindungan WNI Konsul RI Tawau.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengumumkan pembebasan 4 WNI yang diduga disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Menurut Jokowi, inisiatif Indonesia menyelenggarakan pertemuan trilateral pada 5 Mei 2016 lalu ikut andil dalam pembebasan keempat WNI tersebut.
"Operasi (pembebasan) ini adalah hasil dari implementasi semangat pertemanan tersebut," imbuh Jokowi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi persnya mengatakan, keempat WNI lainnya juga akan segera dipulangkan ke Indonesia. Meski demikian, Menlu Retno menyatakan ia belum dapat memastikan kapan pemulangan tersebut akan terjadi.
"Tentunya secepatnya," tegas Retno.
Selain soal pemulangan, Menteri Retno menegaskan saat ini keempat WNI itu masih berada di Filipina. Mereka kini sudah berada di bawah tanggung jawab otoritas resmi negara tersebut.
"Posisi masih dengan otoritas Filipina, tapi tim Indonesia sudah di sana," jelas Retno.