Liputan6.com, Depok - Seorang bikers asal Depok, Yanuar, mengatakan kepada Liputan6.com bahwa ia pernah mencampurkan oli beda merek ke dalam mesin. Komposisinya sekira 80:20. Kira-kira, apa efek dari pencampuran oli itu?
Tatang Supriyadi, pemilik bengkel Tatang Motor yang ada di Depok, Jawa Barat, mengatakan bahwa sebetulnya mencampurkan tersebut boleh-boleh saja. Asalkan harus memperhatikan satu hal penting.
"Boleh-boleh saja, paling yang harus diperhatikan SAE-nya harus sama, meskipun mereknya beda," ujarnya, beberapa hari yang lalu.
Baca Juga
Advertisement
SAE, atau kependekan dari Society of Automotive Engineers, adalah standar yang ditetapkan untuk mengukur kekentalan oli pada suhu 100 derajat Celcius dan pada suhu minus 18 derajat Celcius. "Makin besar nilai SAE maka oli semakin kental, kalau semakin kecil, semakin cair," tambah Tatang.
Pernyataan yang sama juga dinyatakan di berbagai sumber internet. Mobiloil misalnya, mengatakan bahwa "Mobil 1 (merek oli) kompatibel dengan oli motor konvensional, oli semi sintetis, dan oli motor lain."
Pun dengan laman Amsoil. Menurut mereka, oli Amsoil juga kompatibel dengan oli motor lain. Meski begitu keduanya menggarisbawahi bahwa performa oli tidak akan maksimal jika hal ini dilakukan, meski perbedaannya tipis.
Selain itu, Amsoil juga mengatakan bahwa efek lainnya adalah oli harus lebih cepat diganti dibanding waktu penggantian standar. "Pencampuran oli motor, bagaimanapun, akan mempersingkat waktu efektif oli," tulis mereka.
"Yang jelas, sebelum ganti atau campurkan oli mesin lihat dulu buku manual. SAE yang cocok untuk motor yang kita punya yang seperti apa," tutup Tatang.