Ini Alasan Kemlu Tak Buka Detail Operasi Penyelamatan 4 WNI

Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir mengatakan tak dibeberkannya hal tersebut dilandasi alasan yang tepat.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 12 Mei 2016, 14:53 WIB
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan pers di Kantor Kemenlu, Jakarta, Selasa (5/4). Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia dan Filipina sepakat keselamatan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf menjadi faktor utama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan, tidak akan membeberkan detail operasi pembebasan 4 sandera WNI. Para sandera yang diketahui lepas dari kelompok Abu Sayyaf, Rabu, 11 April 2016 kemarin.

Menurut Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir, tidak dibukanya hal tersebut dilandasi oleh alasan yang tepat. Sebab operasi pembebasan menyangkut banyak pihak.

"Beberapa yang membantu (pembebasan) ada unsur pemerintah dan ada juga yang berasal dari non-pemerintah," ucap pria yang kerap disapa Tata ini di Kemlu, Rabu (12/6/2016).

"Detail operasi, kita tidak ingin membeberkan detail karena terkait faktor keselamatan orang yang membantu kita di Indonesia dan Filipina," tambah dia.

Sebelumnya, informasi terkait pembebasan para sandera diinformasikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemarin, sekitar pukul 16.00 WIB

"Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah akhirnya 4 WNI yang disandera kelompok bersenjata sejak 15 Maret 2016 sudah dibebaskan," ujar Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Filipina yang cukup kooperatif dan dalam membebaskan 4 WNI tersebut.

"Saya mengucapkan terima kasih pada pemerintah Filipina, yang memberikan kerja sama sangat baik dalam dua kali pembebasan WNI," ucap Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, pembebasan 4 WNI yang berprofesi sebagai anak buah Kapal Henry itu salah satunya berkat pertemuan tiga negara, yaitu Indonesia, Filipina, dan Malaysia di Yogyakarta, 5 Mei lalu.

Keempat WNI disandera kelompok Abu Sayyaf pada 16 April 2016, saat tengah berada di atas kapal Tongkang Christy yang menarik Kapal TB Henry di perairan perbatasan Malaysia-Filipina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya