Kementerian Kelautan Lakukan Ekspor Perdana dari Pulau Terluar RI

Langkah ekspor dari pulau terluar Indonesia sebagai bagian untuk memperlancar jalur logistik nasional.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Mei 2016, 17:45 WIB
Sejumlah pekerja mengeringkan ikan asin di kawasan Muara Angke, Jakarta, Rabu (13/1/2016). Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti optimistis sektor perikanan akan mengalami pertumbuhan sebesar 12 persen pada 2016 (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama  dengan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) melakukan ekspor ikan perdana dari Tahuna, salah satu kawasan pulau terluar di Indonesia.

Sebanyak 24 ton produk frozen muroaji yang merupakan ikan jenis malalugis diberangkatkan dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Dagho dengan tujuan Jepang.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo mengatakan, kegiatan ekspor ini sesuai dengan program KKP yaitu Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT),  di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan. Karena itu, pihaknya memulainya dengan melakukan ekspor ikan perdana dari Tahuna.

"Kami sudah melakukan ekspor perdana, ini bukti nyata bahwa program ini sudah mulai running," ujar dia di Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Nilanto menjelaskan, pulau-pulau terluar yang masuk dalam program ini yaitu sebanyak 15 lokasi yaitu Simeulue, Natuna, Saumlaki, Sangihe, Merauke, Mentawai, Nunukan, Rote Ndao, Maluku Barat Daya, Tual, Timika, Biak, Sarmi, Morotai dan Talaud.

"Sangihe awal dimulainya program PSKPT ini. Dengan ini, pulau-pulau lain juga diharapkan tahun ini semua jalan,” kata dia.

Nilanto mengungkapkan, langkah ekspor dari pulau terluar Indonesia sebagai bagian untuk memperlancar jalur logistik nasional, terutama di pulau-pulau terluar dan kawasan perbatasan.

Dia menuturkan, potensi di pulau kecil dan daerah perbatasan punya potensi yang besar. Oleh sebab itu, KKP berinisiatif membangun bangun jalur logistiknya sehingga produksi perikanan dari wilayah-wilayah tersebut bisa diekspor ke negara lain.

"Masalah logistik memang bukan hanya di sektor perikanan saja, makanya kita menyasar program ini, agar dipulau terpencil dan kawasan bisa direcovery produksinya," kata dia.

Selain itu, melalui program ini, lanjut Nilanto, diharapkan akan meningkatkan ketersediaan sumber protein, ketahanan pangan nasional, kesejahteraan masyarakat nelayan dan pemasukan devisa bagi negara.

Pada ujungnya, akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pinggiran dengan lokomotif penggerak utama adalah sektor perikanan.

"Kita tidak hanya berpusat di daerah atau kota besar saja. Tapi kami beserta pemerintah daerah, kementerian lembaga terkait, perbankan dan BUMN Perikanan telah bertekad untuk bukan sekedar membangun, tapi lebih utama menumbuhkan perekonomian masyarakat. Terutama di daerah pulau kecil dan perbatasan," ujar dia. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya