Autopsi Gajah Yani Rampung, Petugas Karantina Kandang

Hasil autopsi menunjukkan adanya perubahan organ-organ dalam gajah betina tersebut.

oleh Arie Nugraha diperbarui 13 Mei 2016, 00:03 WIB
Kandang gajah di Kebun Binatang Taman Sari, Kota Bandung, Jawa Barat. (Liputan6.com/Aditya Prakasa/Arie Nugraha)

Liputan6.com, Bandung - Tim dokter hewan telah mengautopsi bangkai Yani, gajah sumatera di Kebun Binatang Taman Sari, Kota Bandung, Jawa Barat. Namun, penyebab kematian gajah berumur 34 tahun itu belum dapat diketahui secara pasti lantaran masih diperlukan tes atau pemeriksaan lebih mendalam di laboratorium.

Menurut Kepala Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Srimuji Artiningsih, pihaknya hanya mendapati perubahan terhadap organ-organ dalam gajah betina itu.

"Kami menemukan perubahan pada organ saat nekropsi (autopsi hewan) itu. Untuk melanjutkan diagnosa masih menunggu dari laboratorium. Organ yang berubah adalah paru-paru, limpa, dan hati, ini semua masih diagnosa sementara, kemungkinan radang paru-paru, limpa, ada bintil-bintil di hati," ucap Sri di Kebun Binatang Taman Sari Bandung, Kamis (12/5/2016).

Dia menuturkan, perubahan organ-organ tersebut masih belum dipastikan penyebabnya. Sri pun enggan memastikan ada unsur kesengajaan atau tidak mengenai pemberian makanan serta perawatan terhadap Yani.

"Perubahan itu memang faktor dari dalam, penyebabnya apa masih menunggu hasil laboratorium. Kalau ada unsur kesengajaan saya belum tahu. Kalau radang itu dari bakteri, bicara makanan bagus atau tidak nunggu hasil laboratorium," ujar dia.

Konferensi pers mengenai autopsi terhadap gajah bernama Yani di Kebun Binatang Taman Sari, Kota Bandung, Jawa Barat. (Liputan6.com/Aditya Prakasa/Arie Nugraha)

Setelah melakukan nekropsi, menurut Sri, tim pun mengambil sampel darah dari tiga gajah lainnya yang masih hidup. Namun, ketiga ekor gajah tersebut tidak dapat dipindahkan karena ada indikasi terjangkit virus menular dari kematian gajah Yani.

"Tiga gajah diambil sampel darahnya, hasilnya baru sebagian keluar, manajemen pakan yang harus diperbaiki. Mereka masih dalam kawasan itu, tidak boleh dipindahkan, kalau dipindahkan bisa menular ke satwa lain," kata dia.

Sri mengatakan pula, pihaknya memutuskan menutup area kandang gajah demi keselamatan para pengunjung. Dia mengungkapkan akan menguburkan bangkai gajah Yani di area tersebut.

"Tidak diperkenankan siapa pun mendekat, dan kami sudah menguburkan hewan tersebut, dan sudah kami lapisi dengan kapur, disinfeksi, lingkungan sekitar dipagari dengan kapur agar kuman-kuman itu mati karena panas kapur. Jarak aman bisa radius satu kilometer, kandang gajah ditutup," jelas Sri. (Aditya Prakasa)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya