Liputan6.com, Jenewa- Udara penuh polusi level tinggi menyelimuti hampir sebagian kota-kota besar di negara-negara miskin dan berkembang. Hal ini membuat jutaan orang di dunia meninggal lebih cepat setiap tahunnya serta menimbulkan bahaya mengerikan bagi manusia seperti dikatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada ditulis Jumat (13//5/2016).
Paling tidak ada empat dari lima penduduk dunia yang tinggal di kota dengan tingkat polusi udara yang tidak memenuhi pedoman kualitas udara yang dikeluarkan WHO.
Baca Juga
Advertisement
"Polusi udara membuat jumlah partikulat kecil dan halus meningkat, sehingga kesehatan masyarakat di sekitarnya berisiko. Paling tidak ada tiga juta kematian dini di seluruh dunia setiap tahunnya akibat polusi udara ini," tutur WHO melansir laman Fox News, Jumat (13/5/2016).
Data ini diketahui berdasarkan Global Urban Ambient Air Pollution Database yang dilakukan WHO. Analisis polusi udara dilakukan di 3.000 kota besar, kota kecil, dan desa-desa di 103 negara.
Berdasarkan sumber dari PBB, terjadi peningkatan polusi udara hingga delapan persen di beberapa negara di dunia. Kenaikan tingkat polusi udara di perkotaan meningkatkan risiko orang-orang yang tinggal di dalamnya terkena stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru dan penyakit pernapasan.
"Polusi udara perkotaan terus meningkat pada tingkat mengkhawatirkan yang bisa mendatangkan malapetaka bagi kesehatan manusia," tutur direktur lingkungan dan kesehatan publik WHO, dokter Maria Neira.
Namun dalam waktu yang bersamaan pula di kota-kota lain terjadi peningkatan kesadaran dan pemantauan kualitas udara. Ketika kualitas udara membaik, pernapasan global dan penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular menurun seperti dituturkan Maria.