Liputan6.com, Washington D.C - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama memberikan arahan kepada pihak sekolah di seluruh negara bagian AS terkait dengan hak transgender.
Presiden Obama dan pemerintahannya ingin setiap sekolah umum di kota dan area dalam wilayah AS memperbolehkan siswa transgender untuk menggunakan kamar mandi sesuai dengan identitas gender yang mereka pilih.
Surat resmi mengenai arahan baru tersebut rencananya akan didistribusikan ke semua sekolah umum di setiap wilayah Jumat ini (13/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Satu-satunya negara bagian di AS yang masih merasa keberatan dengan keputusan pemerintahan Obama adalah North Carolina. Hal tersebut berujung menjadi pertarungan hukum.
Para hakim dan pejabat dari Departemen hukum dan pendidikan AS sudah menandatangani deklarasi tersebut sebelumnya dan berharap semua pihak kompak dalam menghormati keputusan baru itu.
"Tidak boleh ada satupun siswa yang diperbolehkan untuk merasa seakan mereka kurang diterima atau dihargai dengan siswa dan siswi lainnya di sekolah dan di universitas," demikian pernyataan resmi John B. King Jr, Menteri Pendidikan AS, mengutip New York Times, Jumat (13/5/2016).
Menurutnya, seluruh generasi muda mempunyai hak untuk menjadi siapapun yang mereka mau dan untuk mendapatkan kesempatan menimba ilmu di lingkungan yang bebas dari diskriminasi dan kekerasan.
Ia lalu menegaskan bahwa pihak yang menolak untuk menuruti peraturan pemerintah Obama kemungkinan besar tidak akan mendapatkan bantuan pemerintah lagi ke depannya.
Presiden Obama sebelumnya menyampaikan bahwa semua orang berhak diperlakukan seadil mungkin terlepas dari identitas gender yang mereka pilih masing-masing.
“Kalau kita bicara perihal keadilan, menghormati semua orang dan menganggap semua rata itu sangat penting. Kita harus mulai membuka mata dan hati kita untuk menerima adanya perbedaan sudut padang soal gender masing-masing individu. Saya pikir alangkah baiknya apabila kita tidak menunjukan sikap diskriminatif terhadap kalangan tertentu,” katanya saat konferensi pers di London beberapa waktu lalu, melansir dari Washington Post.