Liputan6.com, Tianjin - Kehadiran transportasi berbasis aplikasi yang memiliki sejumlah layanan menarik disertai tarif murah belakangan ini mendapat banyak tanggapan positif dari para konsumen. Namun tak semua pelanggan mendapat pengalaman menyenangkan dengan transportasi jenis ini.
Sama halnya, seperti yang dialami oleh seorang perempuan di China yang memesan taksi online via aplikasi Didi Chuxing.
Advertisement
Perempuan itu mengatakan, ia terpaksa meminta kepada sang supir agar mobil yang ditumpanginya berhenti. Hal ini ia lakukan setelah menyadari pengemudi taksi itu tidak mengenakan celana.
Dalam kondisi ketakutan, sang perempuan langsung melaporkan kejadian tak menyenangkan itu pada pihak berwajib. "Saya punya foto sebagai bukti, dia tidak mengenakan celana!," kata dia seperti dilansir Shanghaiist pada Jumat (13/5/2016).
"Saya menyadari peristiwa itu ketika sudah di Xiawafang, saya segera keluar. Astaga, saya sangat ketakutan!"
Menurut perempuan itu hal yang lebih parah lagi adalah ketika sang pengemudi memberikan ancaman, "Kamu nekat, ya. Apa kamu mau mencoba-coba membuat masalah?"
Pihak penyedia layanan aplikasi pun meminta bukti foto yang dimaksud oleh perempuan itu dan mengungkapkan penyesalan mereka, "Kami menyesal Anda telah mengalami pelayanan yang buruk."
Atas perbuatannya -- menjemput konsumen dalam kondisi setengah telanjang, pengemudi taksi online itu ditahan pihak berwajib selama 10 hari.
Ini bukan kali pertama terjadi. Pada awal bulan Mei, seorang pengemudi taksi online di Shenzhen dikabarkan merampok dan membunuh seorang penumpang wanita.
Pasca kejadian tersebut pemerintah mengambil tindakan terhadap perusahaan penyedia transportasi berbasis aplikasi. Sekitar 8000 pengemudi dikenakan tindakan. Tidak disebutkan pasti jenis tindakan yang dilakukan.