Kapolri Segera Ganti Pasukan Pemburu Teroris Santoso

Kapolri menilai faktor kejenuhan dapat mempengaruhi kinerja anggotanya dalam memburu kelompok teroris Santoso.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 13 Mei 2016, 16:56 WIB
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Operasi gabungan TNI-Polri untuk mengejar kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) atau Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah diperpanjang selama 60 hari. Perpanjangan ini diiringi dengan pergantian personel.

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, pergantian personel ini segera dilakukan. Terlebih, banyak personel yang sudah merasa jenuh selama bertugas.

Mantan Kapolda Jawa Timur ini mengaku mendapat berbagai masukan dari sejumlah anak buahnya. Salah satunya tentang kejenuhan anggota.

"Tentu kita akan perhatikan kejenuhan anggota kita," kata Badrodin di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Menurut dia, faktor kejenuhan dapat mempengaruhi kinerja anggotanya dalam memburu kelompok teroris Santoso. Apalagi kondisi di lokasi pengejaran cukup ekstrem.

"Ketahanan anggota kami di lokasi, sehingga yang sudah cukup lama bertugas di sana secara bertahap kita akan lakukan pergantian," tandas dia.

Sebelumnya, Polri memastikan operasi pengejaran kelompok teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah diperpanjang. Sebab, kelompok pimpinan Santoso itu belum tertangkap keseluruhan.

"Apabila belum juga tertangkap, kita usulkan untuk bisa diperpanjang," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Agus Rianto dalam pesan tertulisnya di Jakarta, Kamis 5 Mei 2016.

Penambahan waktu operasi, menurut jenderal bintang satu ini, sekaligus mengantisipasi bulan Ramadan yang tinggal satu bulan lagi. "Sekaligus antisipasi Ramadan dan Lebaran," sambung Agus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya