Liputan6.com, Jakarta - Persaingan menuju Pilkada DKI Jakarta 2017 semakin memanas. Sejumlah nama kandidat pun bermunculan. Satu di antaranya petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Hasil survei Cyrus Network menyebutkan, Ahok masih memiliki elektabilitas tertinggi ketimbang kandidat lain. Ahok mendapat 46 persen sampai 56 persen.
Sementara di nomor dua ada Yusril Ihza Mahendra. Kandidat pesaing Ahok itu memperoleh elektabilitas sembilan persen sampai 19 persen. Persentase itu didapat dari top of mind sampai simulasi empat nama.
"Jika simulasi head to head dengan Ahok, Yusril mendapat angka 26,5 persen, sementara Ahok memperoleh angka 60 persen," ujar Managing Director Cyrus Network Eko David Afianto dalam jumpa pers hasil rilis survei terbaru Cyrus Network 'Ahok, Teman Ahok, dan Portai Politik' di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 13 Mei 2016.
Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, Yusril punya elektabilitas tinggi dibanding para pesaing Ahok. Namun, Ray ragu Yusril mendapat 'perahu politik' untuk membawa dia bertarung pada Pilkada DKI 2017.
Baca Juga
Advertisement
"Saya ragu, Yusril itu dapat perahu meski elektabilitasnya tinggi," ujar dia.
Ray mengatakan, ada dua partai politik yang kuat di DKI. Yakni PDIP dan Partai Gerindra. Ray menilai kedua partai itu kecil kemungkinan memberi dukungan kepada Yusril.
"PDIP tidak mungkin dukung Yusril, rugi. PDIP dapat apa dari Yusril? Dari segi marwah dan kapital PDIP tidak dapat apa-apa," ucap dia.
Karenanya, kata Ray, kemungkinan jika PDIP bersedia mendukung Yusril hanya untuk di slot sebagai calon wakil gubernur. Permasalahannya, Yusril sudah jauh-jauh hari menolak menjadi cawagub.
"Paling Yusril ditaruh nomor dua. Suaranya memang siginfikan. Tapi Yusril dari jauh-jauh hari tidak mau jadi cawagub," kata dia.
Demikian juga dengan Partai Gerindra. Menurut Ray, dia juga ragu Gerindra mau mendukung Yusril. Sebab, sudah jauh hari partai pimpinan Prabowo Subianto itu menjaring nama-nama kandidat, namun Yusril tidak mendaftar partai itu.
"Gerindra dukung Yusril, saya juga ragu. Jauh-jauh hari sudah penjaringan nama," pungkas Ray.