Survei Median: Ahok Masih di Urutan Puncak Calon Gubernur DKI

Elektabilitas 10 partai di Pilkada DKI Jakarta, PDIP masih dipercaya masyarakat dengan perolehan 25,6 persen disusul Gerindra 17,2 persen.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 14 Mei 2016, 06:58 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok memberikan keterangan usai menonton film Comic 8 di Djakarta Theatre, Jakarta, Jumat (18/3). Film comic 8 tersebut menembus lebih dari satu juta penonton. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Media Survei Nasional (Median) telah melakukan sebuah survei untuk mengetahui siapa calon yang berpotensi sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Hasil survei dengan angka psikologis di atas 70 persen, tingkat popularitas bakal calon Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, masih mendominasi urutan pertama disusul bakal calon lain, Yusril Ihza Mahendra.

"Secara umum para penantang Ahok masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan popularitas hingga di atas 75 persen, untuk mampu bersaing dengan Ahok," kata Direktur Riset Median Sudarto saat merilis hasil survei di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat 13 Mei 2016.

Dilihat dari elektabilitas calon gubernur mendatang, Ahok pun masih memimpin di angka 38 persen. Posisi itu jauh di atas Yusril Ihza Mahendra yang hanya 12,8 persen, Sandiaga Uno 8,8 persen, Adyaksa Dault 7,6 persen, dan Tri Rismaharini 6 persen.

"Namun, jika pemilihan gubernur hanya memiliki dua calon saja, lawan Ahok bisa meningkat hingga tiga kali lipat. Sedangkan persentase suara bagi Ahok tetap. Artinya, masih banyak yang tidak ingin Ahok menjadi gubernur lagi," ujar Sudarto.


Sementara, terkait elektabilitas 10 partai politik di Pilkada DKI Jakarta, PDIP masih dipercaya masyarakat dengan perolehan 25,6 persen disusul Gerindra 17,2 persen, dan Partai Demokrat 7,4 persen.

Survei ini juga melihat perolehan elektabilitas  partai-partai lainnya. Golkar 6,8 persen, Nasdem 5 persen, PKB 4,8 persen, PKS dan Hanura masing-masing 4,6 persen.

"Ada dua partai politik yang masih memiliki dukungan dan soliditas konstituen paling kuat di DKI. Yakni, PDIP dan Gerindra. Jika PDIP dan Gerindra bergabung, bukan tidak mungkin kekuatan melawan Ahok akan semakin besar," Sudarto menandaskan.

Survei bakal calon gubernur DKI terkuat ini dilakukan dalam jangka waktu 20 April hingga 4 Mei 2016, menggunakan metode multistage random sampling dengan sampel 500 responden warga DKI Jakarta. Sedangkan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 4,5 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya