Bintang Persib: Hariono, Mantan Kuli Panggul Idola Bobotoh

Hariono bergabung dengan Persib pada 2008.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Mei 2016, 09:50 WIB
Aksi Hariono saat berlaga melawan Kitchee SC di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Rabu (27/5/2015). Persib kalah 0-2 dari Kitchee SC dan tersingkir dari 16 besar AFC Cup 2015. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Ketika sejumlah pemain bintang memilih keluar masuk skuat Persib Bandung, ada satu nama yang memilih terus bertahan. Dia adalah Hariono.

Bergabung sejak tahun 2008, Hariono dan Persib seolah tak terpisahkan. Hal tersebut dibuktikan dari siapa pun pelatih yang menangani Persib, maka Hariono akan selalu menjadi pemain utama.

Baca Juga

  • 6 WAGs Paling Memesona Sepak Bola Indonesia
  • FIFA Resmi Cabut Sanksi untuk Indonesia
  • ISIS Serang Fans Real Madrid, 14 Orang Tewas

Bahkan tak hanya di Persib, peran Hariono juga selalu menarik perhatian para pelatih yang menangani Timnas Indonesia. Meski prestasinya cukup gemilang, perjalanan karier Hariono tidaklah mudah.

Pada usia 15 tahun, Hariono bahkan belum terlalu mengenal sepak bola dan lebih fokus untuk mencari uang dengan menjadi kuli panggul. Hingga akhirnya, dia mendapatkan kesempatan untuk mengenal sepak bola dengan mengikuti salah satu sekolah sepak bola.

Menempa ilmu di SSB, Hariono akhirnya mendapatkan kesempatan melakukan seleksi di Deltras junior. Lolos seleksi, bakat Hariono terus terasah, hingga Hariono berhasil menembus tim senior Deltras pada tahun 2004.


Gabung Persib pada 2008

Pemain Persib, Hariono, tampil dengan jersey baru saat acara launching jersey baru Persib jelang bergulirnya Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo di Stadion Siliwangi, Bandung, Sabtu (23/4/2016). (Bola.com/Permana Kusumadijaya)

Saat itu, Hariono belum dikenal publik seperti sekarang. Dia masih kalah tenar dengan gelandang-gelandang lain seperti Claudio Pronetto yang lebih dulu terkenal, karena sempat memukau persepak bolaan Indonesia sebagai playmaker cerdas bagi Deltras.

Meski begitu, Hariono tak menyerah dan terus berjuang dengan gaya bermainnya yang bisa dibilang seradak-seruduk. Akan tetapi, gaya permainannya itu ternyta justru membuat pelatih Persib, Jaya Hartono, terpukau.

Karakter permainan Hariono pula yang membuatnya berlabuh di Bandung pada 2008. Di tahun tersebut awal mula kejayaan Hariono bersama Persib. Mengawali debut melawan musuh bebuyutan, Persija Jakarta di Stadion Siliwangi, Hariono mengawali kisah mesra dengan bobotoh saat masuk menggantikan sang kapten saat itu, Suwitha Patha.

Mendapatkan kesempatan pertama tak disia-siakan oleh Hariono. Dia tampil apik mengawal lini tengah Maung Bandung. Sejak saat itu, posisi gelandang bertahan beralih dari Suwitha ke Hariono.


Gaya Main Ngotot

Hariono menerima kartu merah saat bertemu Mitra Kukar di semifinal Piala Presiden 2015.

Bertugas sebagai orang pertama yang menghentikan serangan lawan, Hariono menjalaninya dengan semangat tinggi. Gaya bermain ngotot dengan tekel-tekel keras membuat Hariono begitu mudah dikenali di lapangan.

Permainan keras tak segan diperlihatkan Hariono demi memutus aliran serangan lawan agar tak mencapai lini pertahanan Persib. Hariono tergolong sebagai pemain yang berperan seperti itu, sehingga sangat akrab dengan kartu kuning.

Gaya bermain ngotot seperti itu yang membuat Hariono dicintai bobotoh (sebutan untuk pendukung Persib). Hariono jelas kembali memiliki misi mengangkat trofi lagi bersama Maung Bandung di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Presented by Ooredoo.

Di bawah asuhan Dejan Antonic, Hariono siap tampil garang lagi jelang laga melawan Bali United, Sabtu (14/5/2016). Mas Har, begitu ia kerap disapa, selalu akan berlari ketika bola berada di kaki para pemain lawan.

Penulis: Yosef Deny Pamungkas

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya