Boko Haram Bantu ISIS, AS Siap Jual Senjata ke Nigeria

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyebut ISIS dan Boko Haram melakukan komunikasi secara intensif.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 14 Mei 2016, 10:28 WIB
Militan Nigeria Boko Haram menyerbu sebuah desa terpencil di timur laut negeri itu.

Liputan6.com, Abuja - Kelompok radikal asal Nigeria memperlihatkan tanda-tanda kuat akan mengirimkan pasukannya ke ISIS. Diduga pengiriman ini dilakukan untuk membantu militan ISIS yang tengah bertempur di Libya.

Keterangan tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. Dia mengatakan, dari laporan intelijen yang diterima komunikasi kedua kelompok teror ini semakin intensif.

Hal ini menurut pengamatannya, dikarenakan ISIS, semakin sering membantu Boko Haram. Bantuan dari ISIS ke Boko Haram pun beragam. Mulai dari material sampai logistik.

"Karena elemen-eleman itu telah kami memperkirakan ada komunikasi dan kerja sama lebih intensif (antara Boko Haram dan ISIS," ucap Blinken seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (14/5/2016).

Blinken menegaskan, kerja sama Boko Haram dan ISIS tak akan dibiarkan AS. Negeri Paman Sam menyatakan siap mengambil tindakan.

"Ini adalah hal yang kami awasi terus, kami ingin menghentikan mereka," papar dia.

Jual Senjata ke Nigeria

Blinken yang tengah berada di Nigeria menambahkan, pihak AS selalu siap membantu negara tersebut membasmi Boko Haram. Namun, dia menolak berkomentar detail terkait rencana AS menjual senjata di Nigeria.

Aksi bungkam Blinken ini memang mendapat sorotan. Sebab, beberapa pejabat militer AS menyebut mereka akan menjual 12 pesawat A-29 Super Tucano ke Nigeria.

Meski bungkam, Blinken memang tak menampik adanya keinginan Nigeria untuk mendapatkan pasokan senjata dari AS.

"Kami akan begitu aktif melihat permintaan dari mereka," ujar Blinken.

Selama diperintah Presiden baru, Muhammadu Buhari, Nigeria memperlihatkan keinginannya untuk melibatkan AS dalam membasmi Boko Haram. AS pun merespons baik keinginan dari Buhari.

Hal tersebut tidak terjadi saat pendahulu Buhari, Godluck Jonathan memerintah Nigeria. Penyebabnya adalah AS menilai Jonathan telah pelanggaran HAM.

Oleh sebab itu, saat Jonathan memerintah Nigeria, AS memutuskan tidak akan menjual senjata atau peralatan militer lain ke negara kaya minyak di Afrika Barat itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya