Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan keadaan darurat di negaranya. Situasi ini akan diterapkan selama 60 hari.
Penerapan situasi darurat tersebut, kata Maduro , diambil sebagai langkah pencegahan dari aksi Amerika Serikat dan negara anggota OPEC untuk menumbangkan dirinya dari kursi presiden.
Mantan sopir bus itu mengatakan tak akan tunduk dengan plot yang direncanakan demi menggeser dirinya. Dia mengatakan nasibnya tak akan sama dengan Presiden Brasil Dilma Rousseff yang terguling dari posisinya.
"Washington melakukan langkah aktif dengan menggerakkan kelompok fasis kanan sama seperti apa yang sudah terjadi di Brasil," ucap Maduro, seperti dikutip dari the guardian, Sabtu (14/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Selain menerapkan situasi darurat, Maduro juga mengumumkan situasi darurat ekonomi di negaranya. Eks wakil presiden era Hugo Chavez ini menyebut, langkah tersebut diambil demi melindungi Venezuela dari ancaman baik asing maupun lokal.
Situasi darurat yang diterapkan Maduro mendapat tentangan dari banyak pihak. Salah satunya, politikus dari kelompok oposisi Tomas Guanipa.
"Hari ini Maduro sekali lagi melukai konstitusi kita. Kenapa ini dia lakukan? dia takut digulingkan," ucap Guanipa.